Salah Hitung, Jumlah Mobil `Maut` Dikoreksi

Regulator keselamatan berkendara AS memperbarui data tentang kendaraan yang berpotensi mematikan karena menggunakan airbag Takata.

oleh Rio Apinino diperbarui 02 Sep 2015, 19:25 WIB
Diterbitkan 02 Sep 2015, 19:25 WIB
Insiden Takata Airbag
Insiden kerusakan airbag membuat presiden Honda, Takanobu Ito, memutuskan untuk mengundurkan diri (Foto: autoblog.com)

Liputan6.com, Washington - Regulator keselamatan berkendara Amerika Serikat (AS) memperbarui data kendaraan yang berpotensi mematikan karena menggunakan airbag dari Takata. Dalam data itu, jumlah kendaraan berbahaya turun 36 persen.

Terdapat 19,2 juta unit kendaraan yang terindikasi berbahaya karena airbag-nya dapat meledak jika terjadi kecelakaan. Sebelumnya, pada Mei lalu otoritas terkait mengeluarkan jumlah sebesar 34 juta unit mobil.

National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA) mengatakan, revisi disebabkan karena adanya kesalahan dalam penghitungan sebelumnya, demikian menurut Automotive News, Rabu (2/9/2015). Ada mobil atau inflator yang dihitung ganda.

Selain revisi data, NHTSA juga mengatakan bahwa jumlah ini dapat terus berfluktuasi seiring dengan penyelidikan yang terus dilakukan.

Mereka misalnya, memperluas ruang lingkup penyelidikan pada airbag lainnya, yaitu yang terletak pada sisi mobil. Investigasi ini dilakukannya setelah salah satu inflator VW Tiguan pecah Juni lalu.

Selain itu, NHTSA juga masih menyelidiki apa akar masalah dari kerusakan airbag Takata. Dalam hal ini, Takata Corp berpotensi melanggar hukum AS karena tidak mematuhi standar keselamatan sebuah kendaraan.

Untuk diketahui, sampai sejauh ini insiden airbag Takata telah mencederai lebih dari 100 orang, delapan di antaranya meninggal dunia. 

(rio/gst)

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya