Liputan6.com, California - Skully, merek helm pintar, harus gulung tikar. Perusahaan ini telah berhenti berproduksi, dan dalam waktu dekat akan mematikan website-nya.
Kejadian bermula pada minggu lalu. Saat itu CEO dan co-founder CEO Skully Marcus dan Mitch Weller dipecat dari jabatannya oleh para investor. Pemecatan ini disebabkan karena Weller berusaha menggabungkan Skully dengan LeSport, perusahaan Tiongkok.
Keputusan tanpa kesepakatan ini, kalau jadi, memang akan membuat uang investor kembali, tapi tanpa keuntungan.
"Marcus tahu semua ini dan belum menandatangani apapun karena ia bertahan untuk sejumlah uang. Saya pikir perusahaan Tiongkok itu menawarkan Marcus US$ 5 juta, dan itu tidak cukup," ujar orang dalam perusahaan, dikutip dari Autoevolution.
Baca Juga
"Sampai hari ini, Skully sudah berakhir. Semua orang akan pergi dan mengucapkan selamat tinggal. Kalau saja Marcus tak begitu serakah semua orang di Skully akan bekerja sekarang," tambah sumber anonim itu.
Di satu sisi, perusahaan memang sedang kekurangan uang. Pemasukan dari penjualan helm andalannya, AR-1, tak baik. Hingga awal Juli, tak lebih dari 100 unit helm yang terjual. Faktor-faktor inilah yang mendorong perusahaan ditutup. Â
Marcus sendiri mengatakan kaget dengan keputusan para investor ini. "Saya terkejut dan sangat sedih," ujarnya kepada Techcrunch. "Kami mengembangkan Series B untuk melanjutkan kenaikan modal, hampir ada yang mau beli," tambahnya.
Sampai saat ini 50 pekerja tetap Skully belum mendapat pekerjaan baru. Padahal, masih ada beberapa orang yang telah memesan helm AR-1, yang harganya mencapai US$ 1.500 atau setara Rp 19,67 juta ini. Skully sendiri memastikan pemesan akan mendapat haknya.
Untuk diketahui, Skully AR-1 tak hanya punya kemampuan keselamatan mumpuni, melainkan seabrek teknologi. Misalnya, kaca helmnya bisa menampilkan apa yang ada di belakang lewat bantuan kamera. Layar virtual di sudut kanan bawah ini juga dapat menampilkan navigasi, notifikasi pesan dan telepon, serta musik dari smartphone.