Liputan6.com, Jakarta - Mulai hari ini (8/9), tepat pukul 00.00, PT Jasa Marga(Persero) Tbk resmi memberlakukan sistem transaksi pembayaran tol dari Sistem Transaksi Terbuka dan Tertutup menjadi hanya Sistem Transaksi Terbuka di Jalan Tol Jagorawi.
Bersamaan dengan itu, transaksi tol di Gerbang Tol (GT) Cimanggis Utama dan GT Cibubur Utama ditiadakan, dan secara bertahap kedua gerbang tol tersebut akan dibongkar.
Dalam rilis pers yang dikeluarkan Jasa Marga, Jumat (8/9/2017), disebutkan bahwa terdapat setidaknya lima hal yang melatarbelakangi penerbitan aturan baru ini, dimana pada dasarnya "dalam rangka peningkatan pelayanan untuk pengguna jalan."
Advertisement
Baca Juga
Apa saja itu? Pertama, kapasitas transaksi GT Cibubur Utama dan GT Cimanggis Utama sudah tidak memadai lagi, terutama di jam-jam sibuk. Ini menyebabkan antrean panjang dan pada akhirnya berdampak pada ketidaknyamanan perjalanan pengguna jalan.
Kedua, perubahan sistem transaksi ini adalah agar dapat membuat pengguna tol lebih nyaman, dengan cara mengurangi frekuensi berhenti untuk transaksi di gerbang tol, dari dua menjadi satu kali saja.
Ketiga, perubahan ini sekaligus dapat mengurangi lalu lintas di ruas jalan tol Cawang-Cibubur yang sejak dulu dikenal sangat padat.
Keempat, perjalanan, dengan demikian, jadi lebih efisien, baik dalam hal waktu hingga biaya operasional seperti penggunaan bahan bakar dan keausan komponen mobil.
Kelima, bagi pengguna tol dengan jarak jauh, akan terasa ada penurunan tarif dengan diberlakukannya tarif merata. Sementara bagi pengguna tol jarak dekat, memang ada kenaikan. Tapi mereka tetap bisa merasakan manfaat lain seperti yang dijelaskan sebelumnya, yaitu efisiensi.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Alasan Gerbang Tol Cimanggis Utama dan Cibubur Utama Ditutup
Sementara itu, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Herry Trisaputra Zuna mengatakan, dua GT yang ditutup adalah simpul kepadatan, yang selama ini berimplikasi kepada kemacetan Tol Jagorawi secara umum. Harapannya dengan itu kemacetan bisa terurai.
"Transakasi lebih mudah kemudian kemacetan di gerbang Cibubur dan Cimanggis yang terjadi sehari-hari bisa dihilangkan," ujar dia.
Sementara Desi Aryani, Direktur Utama PT Jasa Marga menyebutkan, dengan penghilangkan dua GT ini sistem terbuka dimungkinkan. "Jadi pembayaran dari Jakarta ke Ciawi dibayar saat keluar, dari Ciawi Ke Jakarta hanya saat bayar saat masuk, sehingga tidak ada penghambat di tengah," kata Desi, di Kantor Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Jadi harapannya, simpul kepadatan di dua pintu ini bisa hilang, dan sebagai gantinya lalu lintas terdistribusi di beberapa titik.
Penghilangan GT seperti ini sebetulnya bukan kali pertama dilakukan Jasa Marga. April kemarin, GT Karang Tengah dihilangkan di tol ruas Jakarta-Tangerang dan Tangerang-Merak Segmen Simpang Susun Tomang-Tangerang Barat-Cikupa.
Advertisement