Liputan6.com, Jakarta - Film Dilan 1990 yang baru-baru ini booming ternyata memiliki kisah di balik layar yang agak merepotkan. Pasalnya, sang sutradara, Fajar Bustomi, harus mengecek langsung kendaraan yang akan digunakan sebagai properti dalam film yang diadaptasi dari novel karya Pidi Baiq tersebut.
Settingan tahun 90-an harus kental. Jangan sampai kecolongan mobil dan motor baru, masuk dalam film ini.
Advertisement
Baca Juga
"Teman-teman Dilan pakai motornya campur-campur, ada sekitar 20-an. Tapi semua yang ada di sana sebelum syuting kita absen dulu kita cek STNK-nya, cek nomor rangka. Jangan sampai ternyata ada motor keluaran setelah tahun 90, jadi pasti dicek tim saya. Jangan sampai modifikasinya juga yang tahun 2000-an. Ada casting juga motor-motor, mobil, propertinya itu," kata Fajar kepada Liputan.com, Jumat (2/2/2018).
Fajar menegaskan dirinya tak akan melanjutkan syuting kalau dia tidak melihat langsung STNK kendaraan yang akan digunakan dalam Dilan 1990.
Selanjutnya
"Semua angkot, mobil, diperiksa. Saya nggak mau syuting kalau saya enggak lihat STNK nya benar-benar 90 ke bawah. Pelat nomor juga. Semua yang di jalan-jalannya juga kayak Dilan lagi naik motor kan ada di belakangnya banyak mobil lewat itu juga kita setting," ujarnya.
Film ini, menurutnya, terlihat sederhana. Tapi pada kenyataan di balik layar, saat pengerjaannya memang bikin repot.
"Ya banyak mengganggu warga Bandung karena jalannya harus kita tutup karena saya takutnya tiba-tiba lewat mobil-mobil baru," katanya.
Seperti diketahui, karakter Dilan memang diilustrasikan dalam novel sebagai ketua geng motor dan memakai Honda CB 100. Sedangkan teman-temannya sebagian menggunakan Yamaha RX King, Honda GL dan motor jadul lainnya.
"Makanya teman-teman Dilan motornya beda, cuma Dilan aja yang CB," tutup Fajar.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement