Program Mudik Bareng, Bikin Omzet Jasa Ekspedisi Anjlok

Adanya program mudik bareng yang menyertakan sepeda motor membuat jasa pengiriman mengalami penurunan omzet.

oleh Herdi Muhardi diperbarui 17 Mei 2018, 20:06 WIB
Diterbitkan 17 Mei 2018, 20:06 WIB
Motor
Jasa pengiriman sepeda motor. (Herdi/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah perusahaan baik swasta maupun milik negara menggelar program mudik-balik gratis kepada masyarakat. Selain itu, ada juga yang berbayar, tetapi harganya jauh dari harga normal alias sangat murah.

Program tahunan ini juga ternyata tidak hanya diberikan kepada penumpangnya, tetapi sepeda motor mereka juga diangkut baik menggunakan kereta atau truk hingga sampai kampung halaman.

Meski masyarakat banyak diuntungkan dengan program mudik bareng tersebut, ternyata hal itu berbanding terbalik bagi sejumlah perusahaan jasa ekspedisi sepeda motor.

Pegawai operasional jasa pengiriman PT Benny Putra, Gito, menuturkan, adanya program mudik termasuk mengangkut sepeda motor membuat omzetnya menurun.

"Misalkan dulu itu bisa 30 unit motor per hari, tapi sekarang paling bisa 20 unit motor," ungkap Gito saat ditemui Liputan6.com, di jalan Stasiun Senen, Jakarta Pusat, Kamis (17/5/2018).

 


Selanjutnya

Adapun untuk hari biasa atau bukan mudik Lebaran, maka rata-rata pengiriman sepeda motor stabil di kisaran lima unit per hari.

Namun demikian, Gito tak mau ambil pusing, sebab menurutnya dengan adanya program mudik-balik justru memang membantu masyarakat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya