Seberapa Kuat Ban yang Terbuat dari Karet Gelang?

Pernahkah Anda terpikir membungkus pelek mobil dengan karet gelang? Mungkin Anda pernah mencobanya pada mobil-mobilan, lantas bagaimana jika diterapkan pada mobil asli?

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Jun 2018, 17:03 WIB
Diterbitkan 04 Jun 2018, 17:03 WIB
Ban mobil terbuat dari karet gelang.
Ban mobil terbuat dari karet gelang. (LifeOD).

Liputan6.com, Jakarta Pernahkah Anda terpikir menggantikan ban mobil dengan karet gelang? Mungkin Anda pernah mencobanya pada mobil-mobilan, lantas bagaimana jika diterapkan pada mobil asli?

Seperti video yang diunggah melalui situs berbagi video oleh Life OD. Butuh berbungkus-bungkus karet gelang untuk membuatnya.

Bahkan mereka harus menyambung-nyambungkan satu karet gelang dengan lainnya supaya bisa mengelilingi pelek mobil. Setelah pelek tertutup dengan karet gelang, tapi tak terlalu menonjol seperti pada ban umumnya, mereka mencoba memasangnya pada sebuah mobil sedan.

Tapi sepertinya kurang cocok, dan mereka menggantinya dengan pelek yang lebih kecil. Sehingga harus mengulangi proses melilitkan karet gelang itu ke pelek yang lebih kecil.

Hari berikutnya, setelah selesai roda kembali dipasang pada mobil sedan. Daaaan... bisa dipakai.

Tapi sayangnya, saat kecepatan ditambah, karet gelang tersebut satu persatu putus, bahkan terlepas.

"Dari percobaan ini, ya aku bilang kita bisa membuat ban dari karet gelang. Tapi hasilnya tak bagus. Aku tidak akan merekomendasikan hal ini kepada kalian," ujar salah satu pemuda.

Saksikan videonya di sini.

Sumber : Otosia.com


Jangan Cuma Periksa Mesin, Ban juga Penting untuk Perjalanan Mudik

Sebentar masa mudik Lebaran 2018 akan tiba. Ada baiknya kita mempersiapkan kendaraan kita sedini mungkin. Termasuk pemeriksaan kondisi ban.

Ingat, ban merupakan komponen yang bersentuhan langsung dengan jalanan. ban pula yang memanggul seluruh bobot kendaraan.

 

Terdapat empat tindakan yang harus dilakukan agar kondisi ban selalu prima. Sebenarnya tindakan ini tak hanya perlu dilakukan sebelum memulai perjalanan mudik, namun juga untuk keseharian.

Apabila salah satu dari empat tindakan ini diabaikan, selain kondisi ban menjadi cepat rusak, perjalanan menggunakan kendaraan akan menjadi sangat berbahaya. Berikut empat tindakan perawatan ban:

1. Memerika tekanan angin.

Menjaga tekanan angin pada ban wajib hukumnya. Soalnya, dampak negatif akan muncul pada ban yang kekurangan atau kelebihan tekanan angin. Saat pemeriksaan tekanan angin, sesuaikan tekanan angin dengan berat muatan, atau naikan tekanan ke standar maksimum.

Pemeriksaan sendiri dapat dilakukan setiap satu bulan sekali, namun akan lebih baik apabila diperiksa setiap dua minggu sekali. Pastikan pula waktu pemeriksaan dilakukan pada saat suhu ban dingin.

"Merawat ban merupakan tindakan yang harus dilakukan secara rutin. Namun, yang terpenting sebenarnya adalah menjaga tekanan angin," jelas Deni Arief Pribadi selaku Department Manager Training and Product Evaluation PT Bridgestone Tire Indonesia (BSIN) dj Karawang, Selasa (08/05).


2. Membersihkan ban

Seiring pemakaian kotoran atau benda asing dapat menempel pada ban. Jika dibiarkan benda asing ini berpotensi merusak ban lebih jauh.

3. Periksa ban bagian luar.

Tindakan ini untuk memastikan adanya kondisi abnormal seperti robek atau retak. Jika memang ada, disarankan untuk melakukan penggantian ban, karena berpotensi pecah saat berkendara.


4. Periksa tingkat keausan ban

Untuk melakukannya dapat melihat indikator keausan atau Thread Wear Indicator (TWI) yang terbenam pada tapak ban.

Indikator ini memiliki ketebalan sekitar 1,6 mm, di mana menjadi batas tapak ban maksimum. Bila tapak ban sudah sejajar dengan indikator ini, pengendara wajib melakukan penggantian ban."Apabila garis itu sudah muncul, tandanya harus segera diganti bannya dengan yang baru," tutup Deni.

Penulis: Muhammad Hafid Asisi

Sumber: Otosia.com

 
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya