15 Tahun, 1,7 Juta Toyota Avanza Beredar di Jalanan Indonesia

Desember 2018, Toyota Avanza sudah memasuki usia ke-15 tahun. Kembaran Daihatsu Xenia ini menjadi salah satu mobil paling sukses di pasar otomotif nasional.

oleh Herdi Muhardi diperbarui 07 Des 2018, 16:03 WIB
Diterbitkan 07 Des 2018, 16:03 WIB
Toyota Avanza Limited
Toyota Avanza Limited dijual hanya 150 unit di GIIAS 2017. (Herdi Muhardi)

Liputan6.com, Jakarta - Desember 2018, Toyota Avanza sudah memasuki usia ke-15 tahun. Kembaran Daihatsu Xenia ini menjadi salah satu mobil paling sukses di pasar otomotif nasional.

Lantas sudah berapa banyak Toyota Avanza yang beredar di jalanan Indonesia?

“Penjualan Avanza yang menembus lebih dari 1,7 juta unit hanya untuk produk yang dipasarkan di Indonesia,” ungkap Executive General Manager PT Toyota Astra Motor Fransiscus Soerjopranoto saat ditemui di kawasan Thamrin, Jakarta, Kamis (7/12) malam.

Menurut Soerjo, sejak awal diperkenalkan pada 2003, Toyota Avanza dikembangkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat, serta kondisi geografis Indonesia.

“Kami bersyukur atas pencapaian ini dan berterima kasih kepada masyarakat atas kepercayaan yang diberikan,” ucapnya.

Soerjo juga merasa puas dengan capaian penjualan Avanza. Sebab, mobil Sejuta Umat itu masih menyumbangkan penjualan paling tinggi, yaitu antara 6.000-7.000 unit per bulan.

 

Saksikan Juga Video Pilihan di Bawah Ini:

Ini Alasan Toyota Avanza Setia dengan Penggerak Roda Belakang

Kelas  low multi purpose vehicle (LMPV) diisi dengan pendatang baru yang mengadopsi penggerak roda depan, misalkan saja Mitsubishi Xpander. Namun, Toyota Avanza hingga saat ini masih cukup setia dengan penggerak roda belakang.

Beredar kabar, untuk model baru Toyota Avanza tengah dipersiapkan dengan sistem penggerak roda depan. Tapi, bagi PT Toyota Astra Motor (TAM) sebagai agen pemegang merek (APM) Toyota di Indonesia masih mempertahankan penggerak roda belakang.

Dijelaskan Executive General Manager PT TAM, Fransiscus Soerjopranoto, untuk penggerak roda di kendaraan tergantung kebutuhan infrastruktur di masing-masing negara.

"Kalau negara sudah maju, kondisi jalannya mulus penggerak roda depan bisa dijadikan pilihan. Tapi di Indonesia, secara infrastruktur yang sedang dikembangkan, kita tunggu waktu kendaraan bicara penggerak roda depan," jelas pria yang akrab disapa Soerjo saat ditemui Liputan6.com di Singapura beberapa waktu lalu.

Pria ramah ini mencontohkan, seperti di Palembang, di daerah Tulang Bawang dan Tanjung Api-Api penggerak roda depan ada kerugiannya. Namun, baik penggerak depan maupun belakang masing-masing ada kelebihan dan kekurangannya.

"Penggerak roda depan MPV di Toyota juga ada Sienta. Semua ada kemungkinan, dan kita pelajari termasuk spesifikasi, power engine, FWD, RWD, semua kita studi," pungkasnya ketika ditanya kemungkinan FWD disematkan di model Toyota. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya