Peran Royal Enfield di Masa Perang Dunia

Royal Enfield memproduksi amunisi, perangkat artileri dan sepeda motor pada masa perang dunia dan menyuplai pasukan bersenjata India dengan sepeda motor hingga kini.

oleh Liputan6.com diperbarui 31 Des 2018, 13:06 WIB
Diterbitkan 31 Des 2018, 13:06 WIB
Royal Enfield
Royal Enfield Classic 500 Pegasus cuma ada 40 unit di Indonesia. (Royal Enfield)

Liputan6.com, Jakarta - Royal Enfield memiliki tersendiri saat masa perang, hal tersebut menjadi salah satu latar belakang moto ‘Made Like a Gun Since 1901’. Royal Enfield memproduksi amunisi, perangkat artileri dan sepeda motor pada masa perang dunia dan menyuplai pasukan bersenjata India dengan sepeda motor hingga kini.

Namun, sejauh ini kisah mengenai produksi Royal Enfield pada masa peperangan yang paling sering diceritakan adalah tentang sepeda motor bermesin 2-tak 125cc yang dipakai oleh pasukan terjun payung Inggris untuk menggempur garis pertahanan musuh pada Perang Dunia Kedua, termasuk operasi D-Day dan Arnhem, yakni ‘The Flying Flea’.

Dalam perang dunia kedua, puluhan dari ribuan sepeda motor Royal Enfield dikirim ke hampir seluruh area konflik peperangan. Namun hanya Flying Flea yang sanggup dijatuhkan hingga ke garis belakang pertahanan musuh oleh para pasukan terjun payung. Berkat citra dan ceritanya, Departemen Peperangan Inggris pun memesan lebih dari 4.000 unit sepeda motor Royal Enfield.

Flying Flea diterjunkan sebagai mesin perang garis depan, dan sebagai aset sangat berharga bagi tentara elit dari resimen terjun payung yang ketika itu baru dibentuk. Sepeda motor tersebut dijatuhkan dengan parasut dalam alat pelindung khusus atau dibawa dengan pesawat tempur Horsa.

Di daratan, sepeda motor tersebut digunakan untuk pengintaian, komunikasi dan sebagai alat membawa para tentara ke dalam peperangan.

“Para pengendara sepeda motor tersebut kemudian pergi ke kantor pusat Oosterbek Town Hall dari berbagai jurusan,” kenang veteran perang Arnhem John Jeffries. “Dahulu mereka sering beredar dimana-mana.” John seorang pegiat sepeda motor yang melakukan aksi terjun payungnya di Belanda pada gelaran 4th Parachute Brigade, memiliki kenangan indah tentang Flying Flea.

Sumber: Otosia.com

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Tampang Sangar Royal Enfield Himalayan Dakar Edition

Royal Enfield
Tampang sangar Royal Enfield Himalayan edisi Dakar. (Motociclismo)

Royal Enfield Himalayan menjadi motor adventure pendatang baru yang mampu menyita perhatian publik Tanah Air. Motor ini dirilis di Indonesia pada April lalu dalam gelaran IIMS 2018 dengan banderol Rp93 jutaan.

Mengutip dari Motociclismo.it, dalam Bangkok Motor Sale 2018, Royal Enfield Himalayan tampil lebih agresif dan gahar. Desain model tersebut terinspirasi dari motor yang digunakan di ajang balap rally dakar.

 

 
 

 

Karena itu, motor dual-purpose ini memiliki half-fairing layaknya motor reli. Selain itu, mesinnya dilindungi oleh crash-bar, jok tebal, knalpot tinggi, dan spakbor mini di bagian depan. Tak lupa, Royal Enfield Himalayan Dakar Edition ini dibekali skid-plate dan ban off-road.

Untuk memperkuat kesan Rally Dakar, motor asal India ini juga menggunakan smoke windscreen, stang lebar, dan mudguard di suspensi depan. Menariknya, lampu bohlam aslinya diganti dengan sepasang LED headlight yang bertumpuk.

Sayangnya, dapur pacu Royal Enfield Himalayan Dakar Edition sama seperti versi standarnya. Motor adventure ini mengandalkan mesin dipersenjatai mesin 1-silinder 411cc bertenaga 24,5 hp. Pihak Royal Enfield pun masih belum berniat untuk memasarkan model ini.

Sumber: Otosia.com

 
 
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya