Liputan6.com, Jakarta - Industri otomotif menjadi salah satu sektor yang tengah didorong pemerintah untuk meningkatkan ekspor dan investasi. Pasalnya, produk otomotif nasional sejatinya telah diakui kompetitif di kancah internasional.
Dijelaskan Menteri Perindustrian (Menperin), Airlangga Hartarto, daya saing otomotif tidak terlepas dari pengoptimalan komponen lokal yang semakin meningkat.
"TKDN ini yang menjadi kunci keberhasilan dari sektor industri otomotif nasional, yang diharapkan mampu menjadi hubungan bagi pasar ASEAN bahkan di tingkat Asia," jelas Airlangga dalam siaran pers yang diterima Liputan6.com, Senin (1/4/2019).
Advertisement
Keunggulan produk otomotif ini, tercermin dari capaian ekspor sebesar 346 ribu unit, atau setara USD 4,78 miliar pada 2018.
"Tahun kemarin, ekspor mobil CBU sudah menyentuh di angka 264 ribu unit, dan yang bentuk CKD sekitar 82 ribu unit, sehingga total menembus 346 ribu unit. Tahun ini ditargetkan bisa menembus 400n sampai 450 ribu unit," tegas Airlangga.
Sementara itu, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat, volume ekspor mobil CBU mencapai 264.553 unit pada 2018 atau naik 14,4 persen dibanding tahun sebelumnya sebesar 231.169 unit.
Kenaikan juga dialami ekspor komponen yang tercatat di angka 86,6 juta pcs pada 2018 atau tumbuh 6,6 persen, dibanding tahun sebelumnya sebanyak 81,2 juta pcs.
Selanjutnya
Kinerja positif lainnya ditunjukkan melalui capaian produksi kendaraan roda empat atau lebih pada 2018 yang memembus hingga 1,34 juta unit atau setara USD 13,76 miliar.
"Kalau pasar domestik, kita lebih unggul dari Thailand. Kami menargetkan, produksinya nanti bisa mencapai 1,5 juta unit pada tahun 2020," tambah Airlangga.
Selain itu, industri otomotif di Indonesia telah berkembang menjadi basis produksi jenis MPV, truk, dan pikap yang pengembangannya diarahkan untuk meningkatkan ekspor ke pasar global dengan target besarnya sebagai pemasok kendaraan sedan dan SUV.
"Kami juga mendorong agar manufaktur-manufaktur otomotif dalam negeri dapat merealisasikan program pengembangan kendaraan rendah emisi atau Low Carbon Emission Vehicle (LCEV)," pungkasnya.
Advertisement