Aerodinamika Bisa Bikin Mobil Lebih Irit BBM?

Sebelum dipakai pada teknologi mobil, aerodinamika banyak dimanfaatkan dalam industri pesawat terbang. Seiring berjalannya waktu, industri otomotif pun ikut menggunakan teknologi ini

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Jun 2019, 11:02 WIB
Diterbitkan 10 Jun 2019, 11:02 WIB
Ilustrasi Pengetesan Aerodinamika
Pengetesan aerodinamika Honda (Foto: ytimg.com).

Liputan6.com, Jakarta Aerodinamika bisa diartikan sebagai perubahan gerak benda yang disebabkan oleh hambatan udara ketika melaju kencang.

Sebelum dipakai pada teknologi mobil, aerodinamika banyak dimanfaatkan dalam industri pesawat terbang. Seiring berjalannya waktu, industri otomotif pun ikut menggunakan teknologi ini yang digunakan untuk memecah atau mengurangi hambatan udara seminimal mungkin.

Seperti keterangan Toyota Indonesia, Aerodinamika pada mobil juga dikenal dengan istilah Coefficient of Drag (COD), hambatan angin atau bisa disebut dengan ketahanan udara ketika mobil bergerak. Umumnya, satuan COD dibuat untuk mengukur nilai hambatan udara kendaraan yang bergerak cepat seperti pesawat, mobil, dan motor.

Ukuran rata-rata COD untuk mobil produksi massal berkisar antara 0,3-0,6, sementara untuk sports car berada di rentang antara 0,25-0,3 dan bus 0,6-0,7. Angka-angka tersebut didapat setelah mempertimbangkan desain lengkung bagian depan, samping, dan belakang. Nominal-nominal tersebut juga didasari beragam perhitungan matematis, supaya tidak menghambat pergerakan suatu kendaraan.

Konsumsi BBM

Menurut sumber yang sama, para pabrikan mobil saat ini banyak melakukan perubahan pada desain bodi agar memperoleh nilai hambatan yang sekecil mungkin.

Hal ini dilakukan agar mesin kendaraan tidak perlu mengeluarkan tenaga lebih untuk membelah angin, sehingga akan membuat konsumsi BBM menjadi lebih irit.

Sumber: Otosia.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya