Risikonya Besar, Jangan Pernah Nekat Terabas Genangan Banjir

Mobil yang menerjang banjir punya potensi kerusakan lebih parah dibanding yang hanya terendam banjir di rumah atau di parkiran.

oleh Arief Aszhari diperbarui 05 Jan 2020, 12:12 WIB
Diterbitkan 05 Jan 2020, 12:12 WIB
Kondisi Mobil Viral yang Terseret Arus Banjir di Ciledug Indah
Kondisi mobil yang terseret arus banjir di perumah Ciledug Indah, Tangerang, Banten, Kamis (2/1/2020). Sebelumnya, media sosial diramaikan dengan video sejumlah mobil yang terseret arus banjir hingga ratusan meter ke arah dalam perumahan Ciledug Indah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Intensitas hujan di wilayah Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi masih cukup tinggi. Potensi genangan hingga banjir masih mungkin terjadi beberapa waktu ke depan.

Bagi pemilik mobil, yang berniat untuk menerjang banjir di jalan, dengan alasan ada kegiaatan yang tidak bisa ditinggalkan diharapkan berpikir dua kali. Pasalnya, saat harus nekat melibas banjir, kerusakan parah mobil kesayangan bisa saja terjadi.

Dijelaskan Kepala Bengkel Auto2000 Kebayoran Lama, Rocky Yonathan, mobil yang menerjang banjir potensi kerusakannya bisa lebih parah dibanding yang hanya terendam banjir di rumah atau di parkiran.

"Kalau menerjang banjirnya tinggi, bisa lebih parah. Tapi, mobil yang kerendam, dan tidak dinyalakan, malah kerusakannya tidak begitu parah," jelas Rocky saat dihubungi Liputan6.com, Sabtu (4/1/2020).

Lanjut Rocky, bagi pemilik mobil jangan pernah nekat menerjang banjir. Terlebih, jika mobilnya masih diasuransikan, karena pihak asuransi tidak akan meng-cover jika pemilik mobil nekat menerobos banjir.

"Jangan diterjang pokoknya banjir itu. Tapi, kalau batas aman untuk melewati genangan, sebatas ban atau di bawah pintu, itu juga sudah sangat berisiko. Tapi, lebih baik jangan diterjang, karena takutnya water hammer," pungkasnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:


Waspada Water Hammer, Biaya Perbaikannya Bisa Belasan Juta

Bagi pemilik mobil yang saat banjir berpikir untuk nekat menerobos banjir, sebaiknya dipertimbangkan kembali. Pasalnya, saat melewati genangan air, terlebih yang sudah melewati ban, harus hati-hati dengan kondisi yang disebut water hammer.

Water hammer sendiri, adalah keadaan saat mesin mobil mati mendadak karena air yang masuk ke ruang bakar. Bersamaan dengan itu, komponen utama mesin, pastinya mengalami kerusakan, seperti setang piston yang membengkok, piston rusak dan crankcase pecah atau retak.

Dijelaskan Rocky Yonathan, Kepaka Bengkel Auto2000 Kebayoran Lama, untuk perbaikan water hammer juga tergantung kondisinya. Biasanya, yang paling parah itu mesinnya sudah tidak bisa nyala atau piston sudah tidak bisa bekerja.

"Biasanya, yang rusak itu setang piston patah, tapi kalau kondisi lebih buruk lagi pistonnya pecah, blok mesin pecah," jelas rocky saat dihubungi Liputan6.com melalui sambungan telepon, Jumat (3/1/2020).

Sementara itu, berbicara estimasi biaya, untuk jasa saja bisa mencapai Rp5 sampai Rp6 juta. Sedangkan mobil CBU, bisa kena Rp8 jutaan.

"Kalau biaya pergantian, komponennya tidak terlalu mahal sebenarnya setang piston Rp500 ribu, ganti oli. Gambaran kasar saja, jika sudah water hammer untuk Toyota Avanza saja bisa kena Rp15 juta, dan bisa naik lagi. Untuk detailnya bisa datang ke bengkel," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya