Mulai 24 Maret 2020, Transjakarta Setop Top Up Saldo dan Pembelian Kartu di Halte

Layanan transaksi top up hingga pembelian kartu di seluruh halte akan dihentikan oleh PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) mulai besok, 24 Maret 2020.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Mar 2020, 09:09 WIB
Diterbitkan 23 Mar 2020, 09:09 WIB
Transjakarta
Sejumlah perubahan jadwal transportasi publik di Jakarta mengalami pembatasan. Cek di sini info lengkapnya. (Foto: Transportforjkarta/ Instagram)

Liputan6.com, Jakarta - Layanan transaksi top up hingga pembelian kartu di seluruh halte akan dihentikan oleh PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) mulai besok, 24 Maret 2020.

Seperti diberitakan kanal News Liputan6.com, Kepala Divisi Sekretaris Korporasi dan Humas PT Transjakarta, Nadia Diposanjoyo menyatakan, hal tersebut sejalan dengan ditetapkannya status tanggap darurat bencana terkait virus corona atau Covid-19 oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.

"Ini berarti seluruh pelanggan diwajibkan untuk memastikan memiliki kartu uang elektronik dengan saldo yang memadai ketika sampai di halte," kata Nadia dalam keterangan tertulisnya, Senin (23/3/2020).

Selain itu, dia menyebut pihaknya memprioritaskan para petugas kesehatan yang menggunakan Transjakarta. Pengguna diminta langsung memberitahukan langsung kepada petugas.

"Seluruh petugas kesehatan (tinggal) menunjukkan identitas tempat bekerja kepada petugas (Transjakarta) di lokasinya," jelasnya.

Penyesuaian Jam Operasional

Plt Transjakarta Yoga Adiwinarto juga mengatakan, ada beberapa penyesuaian operasional bus Transjakarta per Senin 23 Maret 2020. Jam operasional mulai jam 06.00 dan tutup pukul 20.00 WIB.

"Layanan kami ketika penumpang sudah masuk di jam 20.00, namun pelanggan yang sudah ada di halte, kami pastikan akan terangkut. Jam buka halte jam 06.00 sampai jam 20.00," kata dia.

Dia mengatakan, bus Amari juga ditiadakan per Senin. Sedangkan kapasitas tiap jam bus akan dibatasi. Dia juga meminta penumpang berjarak.

Selain itu, jumlah penumpang di dalam bus mulai dibatasi untuk mencegah penyebaran virus Corona atau Covid-19 di transportasi umum.

Untuk bus gandeng, kata Nadia, hanya akan menampung 60 penumpang. Biasanya bus ini dapat menampung hingga kapasitas 180 orang.

"Tiga puluh penumpang untuk bus besar, 15 penumpang untuk bus sedang dan royaltrans. Lalu 6 penumpang untuk mikrotrans," jelasnya. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya