Mengintip Biaya Perawatan Motor Bekas Honda Genio, Murah atau Mahal?

Skutik Honda Genio termasuk model terbaru dengan usia satu tahun lebih sedikit. Namun, harga motor bekasnya terpangkas lumayan banyak jika dibandingkan dengan harga unit baru.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Feb 2021, 17:00 WIB
Diterbitkan 04 Feb 2021, 17:00 WIB
Honda
Honda Genio. (Arief / Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Skutik Honda Genio termasuk model terbaru dengan usia satu tahun lebih sedikit. Namun, harga motor bekasnya terpangkas lumayan banyak jika dibandingkan dengan harga unit baru. Sebelum Anda meminang motor bekas Honda Genio, kami sajikan simak pertimbangan untung rugi lengkap dengan estimasi biaya komponen tahunannya.

Menurut Oto.com, selisih harganya berkisar Rp 4,2 juta – Rp 6 jutaan. Besar buat ukuran skutik pemula. Hari ini Genio dipasarkan mulai Rp 17,68 juta – Rp 18,150 juta OTR Jakarta. Sementara yang bekas sudah bisa kami temukan mulai Rp 11 jutaan. Paling mahal Rp 14 juta, tergantung tipe serta kondisi.

Hasil tadi kebanyakan berada di wilayah Jabodetabek. Kalau area Jawa Barat, Tengah, Timur, serta luar pulau Jawa, pastinya agak sedikit mahal. Lantaran dari nilai barunya pun sudah berbeda. Kurang lebih selisihnya di kisaran ratusan ribu sampai sejutaan Rupiah.

Lantas, apa untungnya beli motor bekas Honda Genio? Kondisi motor kemungkinan besar mendekati kategori segar. Sebab, usianya belum lama. Toh kalau dipakai harian, paling-paling kekurangan terjadi di sekitar bodi. Alias biasa disebut pedagang “lecet pemakaian”. Bukan perihal sulit kalau jarak harganya sampai Rp 6 juta.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Keuntungan dan Kerugian

Pun sektor mesin, harusnya sehat-sehat saja. Kalau butuh perbaikan kecenderungannya hal-hal minor. Bukan major. Misal seperti penggantian busi, oli, filter, serta komponen fast moving lain. Ruang bakar harusnya aman dari segala risiko. Termasuk alat suplai bensin, alias injektor.

Termasuk kampas rem dan peremajaan CVT. Selama motor melakukan perawatan rutin, bukan tidak mungkin Anda tinggal pakai saja. Tanpa perlu mengobrak-ngabrik sektor terkait. Lagi pula kalau diharuskan, paling seputar belt dan roller saja. Tidak mahal.

Perlu dicatat, keuntungan ini bisa didapat oleh para calon pembeli yang berniat bayar tunai. Atau, sudah menyediakan budget uang muka besar, maupun hasil jual motor sebelumnya. Maksudnya, lebih baik menabung sedikit untuk meminang Genio bekas supaya bisa menebus kontan. Dari pada terkena bunga pinjaman.

Lain cerita kalau baru punya uang tak seberapa dan menyediakan budget kecil untuk angsuran bulanan. Sudah pasti lebih baik beli baru. Toh selisih itu nantinya juga tak terasa. Belum lagi mendapat fasilitas jasa servis gratis serta biasanya asuransi kehilangan. Beli bekas dan baru jadi tak signifikan gapnya untuk kasis begini.

Apa ruginya? Risiko membeli kendaraan bekas selalu ada. Sebab kita tak tahu bagaimana pemilik sebelum memperlakukan motor. Atau kalau sedang sial, mendapat unit bekas banjir. Keahlian berburu sangat dibutuhkan. Kalau perlu ajak rekan dan montir yang paham soal teknis.

Tak punya kenalan? Cara paling gampang, lihat histori servis di bengkel resmi. Motor umur segini harusnya tertib sebab masih ada fasilitas dan garansi. Jika sering absen melakukan perawatan, baca saja di buku servisnya. Komponen apa yang seharusnya perlu diganti, lanjut dikalkulasi berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk benda terkait.

Kekurangan lain dari beli bekas, ongkos servis gratis biasanya juga sudah habis. Alhasil, Anda perlu menanggung semuanya sendiri. Namun tetap saja, kami percaya kalau mendapat unit segar biaya perbaikan tak akan seberapa. 

Kami sempat berhitung soal biaya perawatan Honda Genio tahun pertama dan tahun kedua, langsung ke bengkel resmi di Kawasan Jakarta Selatan. Meski waktu itu merupakan simulasi buat unit baru, setidaknya bisa jadi acuan. Tinggal tambahkan biaya tiap servis Rp 80 ribu dan tak ada oli gratis senilai Rp 47 ribu. Sekadar itu bedanya.

Di kali pertama, konsumen perlu mengganti oli tiap 2.000 km. Jika dihitung jarak harian wajar (Jakarta), setidaknya dalam sehari motor berjalan 30-35 km. Mestinya pas, paling tidak mendekati 2.000 km dalam dua bulan. Skema ini bakal berbeda jika motornya jarang dipakai. Harganya RP 47 ribu.

Perlu dicatat, pelumas ini berjumlah 800 ml. Lebih dari cukup untuk mengisi takaran oli Genio, 650 ml. Jadi simpan baik-baik sisanya, untuk dipakai kemudian hari. Setelah itu, motor pun diberi treatment pembersihan CVT dan pengecekan seluruh komponen fundamental. Ongkosnya Rp 80 ribu.

Berikutnya pada 4.000 km (bulan ke empat), belum ada komponen yang harus diganti, kecuali oli. Kali ini Anda harus membelinya lagi seharga Rp 47 ribu. Jika hendak sekalian servis, tambahkan lagi sesuai ongkos sebelumnya.

Nah, fase ketiga servis sebetulnya ada di 8.000 km atau bulan kedelapan. Namun pada 6.000 km tentu Anda harus mengganti oli bukan? Saran kami, lebih baik menunggu hingga 8.000 km kalau mau perawatan. Karena akan lebih banyak penggantian komponen. Jadi, cukup beli oli saja.

Dan saat sudah masuk delapan bulan atau 8.000 km, busi serta oli transmisi sebaiknya diganti. Masing-masing harganya Rp 25 ribu dan Rp 15 ribut. Tak terlalu mahal. Plus jangan lupa membeli MPX 2 lagi, karena sudah melalui kelipatan 2,000 km.

 


Perkiraan Biaya Perawatan

Sama seperti jeda fase sebelumnya, servis rutin tahap tiga keempat juga mengharuskan Genio ganti pelumas lebih awal. Karena momen terakhir dijadwalkan saat menyentuh 12.000 km atau 12 bulan. Seperti biasa, CVT, kemudi dan area fundamental lain dicek menyeluruh. Plus satu botol oli lagi.

Nah, jika dihitung semua, setahun pertama konsumen perlu menyiapkan biaya Rp 500 ribuan. Ditambah, masih memiliki sisa oli yang dikumpulkan. Jumlahnya cukup untuk memenuhi sekali penggantian. Sekali lagi yang perlu diingat, kalkulasi tadi menggunakan skema jarak penggunaan 30-35 km sehari, yang kami anggap relevan dengan kebutuhan harian. Semua bergantung pada pemakaian, bisa lebih murah atau lebih mahal.

Masuk tahun kedua, tambahkan dulu pajak tahunan. Tak begitu mahal, jumlah pokoknya hanya Rp 194 ribuan. Belum termasuk SWDKLLJ. Kurang lebih total yang dibayar sekitar Rp 230 ribuan, tergantung daerah masing-masing. Serta jumlah kepemilikan berdasarkan nama.

Baru setelah itu, lakukan penggantian oli di 14.000 km. Fase ini asumsikan saja gratis, karena menggunakan sisa oli tadi. Berikutnya di 16.000 km, selain kembali menguras pelumas, busi dan pelicin transmisi sudah waktunya diganti. Berikut filter udara seharga Rp 51 ribu, kampas rem depan Rp 83 ribu, serta kampas rem belakang Rp 53 ribu. Ongkos jasanya Rp 80 ribu. Meliputi pengecekan dan pembersihan rem, kemudi dan lainnya. Lengkap. Jadi kalau ditotalkan, Rp 354 ribu.

Jeda menuju 22.000 km cukup lakukan penggantian oli rutin sebanyak dua kali. Dan di titik ini, komponen CVT perlu diremajakan. Sabuk serta roller harganya Rp 133 ribu sudah termasuk ongkos pasang. Katakanlah, di sini juga Anda melakukan servis rutin dan ganti oli. Tambahkan Rp 127 ribu. Terakhir, saat mencapai 24.000 km, kampas kopling sudah habis masa tugas. Tenang, harganya masih bersahabat, Rp 129 ribu termasuk ongkos. Jangan lupa juga membeli pelumas lagi.

Total di tahun kedua, Rp 1,1 jutaan. Tentu saja melonjak jauh dari setahun pertama. Mengingat harus membayar pajak dan mengganti komponen besar. Tapi inilah angka yang relevan jadi acuan berikutnya. Tinggal hitung kelipatan kilometer saja. 

Sumber: Oto.com


Infografis Indonesia Sumbang Sampah Plastik Terbesar Kedua Sejagat

Infografis Indonesia Sumbang Sampah Plastik Terbesar Kedua Sejagat
Infografis Indonesia Sumbang Sampah Plastik Terbesar Kedua Sejagat. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya