Liputan6.com, Jakarta - Penarikan kembali untuk diperbaiki alias recall kembali dilakukan oleh Suzuki. Kali ini, jenama berlambang huruf S ini, harus melakukan kampanye perbaikan untuk 762 unit Suzuki Jimny produksi 2018 hingga 2019 di Australia.
Dikutip dari Drive, recall ini sendiri disebabkan oleh adanya potensi masalah di pompa bahan bakar SUV kecil tersebut. Sementara itu, pemberitahuan penarikan kembali dari Departemen Infrastruktur menyebutkan, karena cacat produksi, impeler pompa bahan bakar dapat membengkak dan menyebabkan pompa bahan bakar berhenti bekerja.
Baca Juga
"Jika ini terjadi, mesin bisa mati sehingga mengakibatkan hilangnya tenaga," tulis Departemen Infrastruktur dalam keterangannya.
Advertisement
Bagi pemilik Suzuki Jimny yang terkena dampak, bisa langsung menghubungi Suzuki Australia atau menghubungi dealer Suzuki terdekat untuk menjadwalkan perjanjian penggantian pompa bahan bakar secara gratis.
Suzuki Queensland juga menarik kembali 286 unit mobil Jimny produksi 2018 sampai 2019 karena masalah pompa bahan bakar.
Berbeda dengan kebanyakan merek mobil di Australia, mobil Suzuki di Queensland dijual oleh distributor yang berbeda ke seluruh Australia. Tidak jelas apakah Jimny yang dijual di tempat lain juga terkena dampaknya.
Â
Suzuki Bakal Bikin Inden Jimny 5 Pintu Lebih Pendek dari 3 Pintu
PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) berupaya meminimalisir lamanya masa tunggu atau inden Suzuki Jimny 5 pintu yang baru saja diluncurkan di IIMS 2024. Antusiasme tinggi dari masyarakat terhadap mobil off-road ikonik ini dikhawatirkan akan menyebabkan masa tunggu yang panjang seperti model tiga pintu sebelumnya.
"Kami terus berkoordinasi dengan pihak principal agar masa tunggu Jimny 5 pintu tidak selama model tiga pintu," ujar 4W Marketing Director PT SIS, Harold Donnel, di JIEXPO Kemayoran, Jakarta Pusat.
Saat ini, Suzuki Jimny 5 pintu mendapatkan kuota 200 unit per bulan. Menanggapi respons positif dari konsumen, SIS telah berkomunikasi dengan kantor pusat untuk menambah kuota tersebut.
"Kami langsung melakukan rapat mitigasi dengan pusat untuk supply barang, supaya jangka tunggu konsumen tidak se-ekstrem tiga pintu yang lalu," jelas Harold.
Advertisement