Liputan6.com, Jakarta - Penjualan mobil baru telah menurun secara nasional di Cina, namun pada April 2024 ekspor dari Negeri Tirai Bambu ini mencapai rekor tertinggi. Data tersebut, berdasarkan penjualan dari Asosiasi Mobil Penumpang Tiongkok.
Disitat dari Carscoops, pada April 2024, penjualan domestik di pasar otomotif terbesar dunia ini turun 5,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya, yang mencapai 1,55 juta unit.
Baca Juga
Selain itu, penjualan pada periode yang sama juga turun sebesar 9,6% dibandingkan Maret 2024, yang menunjukkan kinerja yang relatif kuat dengan peningkatan sebesar 5,7 persen dibandingkan Maret 2023 dan lonjakan sebesar 53 persen dibandingkan Februari 2024, atau bulan yang ditandai dengan lesunya penjualan akibat perayaan Tahun Baru Imlek.
Advertisement
Menariknya, analisis data yang lebih mendalam menunjukkan bahwa ekspor mobil dari Tiongkok melonjak sebesar 38 persen dibandingkan tahun sebelumnya, hingga mencapai 417.000 unit pada April 2024.
Peningkatan ini menyusul lonjakan ekspor sebesar 39 persen pada Maret 2024, yang menunjukkan pesatnya penyebaran mobil buatan Tiongkok ke seluruh dunia.
Menurut sekretaris jenderal Asosiasi Mobil Penumpang Tiongkok, produsen mobil dalam negeri harus memilih apakah akan melakukan ekspansi ke luar negeri atau berisiko kehilangan pangsa pasar di pasar lokal, demikian dilaporkan Reuters.
Penjualan NEV
Kendaraan energi baru (NEV), yang meliputi Kendaraan Listrik Berbaterai (BEV), Kendaraan Listrik Hibrida Plug-in (PHEV), dan Kendaraan Listrik Sel Bahan Bakar (FCEV), terus memperoleh daya tarik secara nasional. Pada bulan sebelumnya, kendaraan ini menyumbang 43,5 persen dari seluruh penjualan mobil baru di Tanah Air.
Khususnya, NEV memperoleh lebih dari 50 persen pangsa pasar selama paruh awal April 2024. Yang mengejutkan, lonjakan permintaan NEV terutama disebabkan oleh peningkatan pesat dalam penjualan PHEV, bukan BEV, seperti yang diperkirakan.
Advertisement