Begini Cara Menghemat Baterai Mobil Listrik saat Perjalanan Jauh

Perjalanan jauh dengan menggunakan mobil listrik, sejatinya bukan sebuah masalah lagi. Ada beberapa tips supaya lebih menghemat penggunaan baterai

oleh Arief Aszhari diperbarui 07 Okt 2024, 12:07 WIB
Diterbitkan 07 Okt 2024, 12:07 WIB
Pembuktian Hyundai Kona Electric Tempuh Jakarta-Semarang Sekali Ngecas (ist)
Pembuktian Hyundai Kona Electric Tempuh Jakarta-Semarang Sekali Ngecas (ist)

Liputan6.com, Jakarta - Perjalanan jauh dengan menggunakan mobil listrik, sejatinya bukan sebuah masalah lagi. Terlebih, banyak roda empat bertenaga baterai murni, yang sudah memiliki jarak tempuh yang cukup jauh, bahkan lebih dari 400 Km.

Salah satu model yang menyediakan jarak tempuh yang jauh tersebut, adalah all new Kona Electric. Bahkan, Liputan6.com juga sudah membuktikannya sendiri, dengan menempuh perjalanan dari Bekasi menuju Semarang, dengan hanya melakukan pengisian baterai sekali, dengan jarak tempuh yang tersedia di layar MID sejauh 462 Km atau dengan baterai berisi 99 persen.

Namun, perlu diingat, banyak faktor yang bisa mempengaruhi konsumsi baterai, yaitu gaya berkendara, bobot muatan kendaraan, kondisi lalu lintas, penggunaan AC, dan juga mode berkendara, dan masih banyak hal lainnya.

Dijelaskan Bonar Pakpahan, Product Expert PT Hyundai Motors Indonesia (HMID), ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk memaksimalkan jarak tempuh mobil listrik, dan salah satunya tentu saja penggunaan mode berkendara ECO.

Selain itu, hindari juga akselerasi dan deselerasi secara mendadak. Jadi, ketika berakselarasi, jika pengemudi menekan pedal dengan cepat dan dalam, tentu saja motor listrik akan membutuhkan energi baterai yang lebih besar.

"Supaya akselerasi bisa menjadi cepat, tentu konsekuensinya adalah menggunakan energi yang lebih. Begitu juga saat deselerasi, jika dilakukan dalam tempo yang cepat, mobil tidak memiliki kesempatan untuk melakukan pengereman regeneratif, yang tentu saja bisa membantu pengisian baterai," jelas Bonar, di sela-sela test drive all new Kona Electric, belum lama ini.

Pengereman regeneratif sendiri, adalah sebuah fungsi di mobil listrik untuk bisa menangkap kembali energi yang seharusnya terbuang ketika mobil melakukan pengereman. Energi tersebut, kemudian dikonversi menjadi listrik yang bisa disimpan ke dalam baterai.

Perhatikan Arus Lalu Lintas

All new Hyundai Kona Electric meluncur di GIIAS 2024. (Liputan6.com/Arief Aszhari)
All new Hyundai Kona Electric meluncur di GIIAS 2024. (Liputan6.com/Arief Aszhari)

Selain itu, Bonar juga mengatakan untuk memperhatikan arus lalu lintas. Pasalnya, hal tersebut tentu saja masih berhubungan dengan akselarasi, deselerasi, serta pengereman regeneratif.

"Ketika di perjalanan, kita melihat ada kendaraan di depan yang melambat, sebaiknya tidak melakukan pengereman secara mendadak. Lebih baik, angkat pedal gas dan biarkan laju mobil melambat secara natural dengan pengereman regeneratif. Itu bisa dilakukan, jika memang menjaga jarak dengan kendaraan lain," tegasnya.

Sementara itu, jangan melakukan pengisian daya elektronik yang tidak perlu. Jadi, misalkan baterai smartphone masih penuh, atau masih 80 hingga 90 persen, tidak perlu dicas.

"Meskipun kita menghadirkan fitur di dalam kendaraan seperti USB charger dan seterusnya, pada akhirnya mereka tetap menggunakan energi listrik yang ujung-ujunganya terambil dari baterainya," tukasnya.

Tidak hanya itu, kondisi yang bisa dilakukan untuk menghemat baterai juga salah satunya, jangan buka kaca jendela untuk mengurangi hambatan udara. Disarankan juga menggunakan mode resirkulasi untuk mengalirkan udara kembali berputar di dalam kendaraan, dibandingkan harus mengambil udara dari luar.

Infografis Selamat Datang Era Mobil Listrik di Indonesia
Infografis Selamat Datang Era Mobil Listrik di Indonesia. (Liputan6.com/Fery Pradolo)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya