Liputan6.com, Jakarta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menilai kebutuhan stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) terus meningkat kedepannya. Bukan hanya di kota besar, tapi juga ke sejumlah daerah.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jisman Hutajulu menyampaikan pembangunan SPKLU harus tersebar secara merata. Ini membuka akses kepada pengguna mobil listrik.
Baca Juga
Dia meminta pengusaha swasta maupun PT PLN (Persero) untuk bisa membangun SPKLU dengan rasio yang cukup.
Advertisement
"Jadi kita dorong bagi nanti yang mau mengembangkan kalau dikembangkan dalam kota sekian, mbok ya di kembangkan juga dibangun juga SPKLU, misalnya kalau di sini 5 di Jakarta, harus di daerah itu ada 1," ungkap Jisman dalam Coffee Morning Ditjen Gatrik, Selasa (18/2/2025).
Dia mengatakan, pembangunan SPKLU di daerah bisa jadi tidak komersial bagi perusahaan. Tapi, setidaknya hal itu bisa ditutupi dari operasional SPKLU lain di lokasi-lokasi ramai.
Dia menegaskan, Kementerian ESDM telah mengatur pembangunan SPKLU setidaknya menyasar sejumlah titik krusial. Diantaranya, pusat perbelanjaan, perkantoran, industri, rest area tol, SPBU, hingga rumah sakit, hotel dan pelabuhan.
Ketentuan pengisi daya juga diatur. Diantaranya pengisi daya medium, pengisi daya cepat, dan pengisi daya ultra cepat. Lokasinya dibagi menjadi lokasi padat dan non padat.
"Sehingga pembangunan SPKLU tidak teprusat di padat penduduk saja. Jadi badan usaha harus membangun SPKLU dengan jumlah tertentu di wilayah non padat sebelum dapat membangun kembali di wilayah yang padat," ungkapnya.
Prediksi Jumlah Mobil Listrik
Dia mengatakan, dalam 5 tahun mendatang, jumlah mobil listrik di Indoneisa diprediksi mencapai 943 ribu unit. Maka, diperlukan penguatan SPKLU di berbagai titik. Jisman meminta PLN juga bisa menjadi pionir.
"Awal-awal kan PLN sudah hadir, segera diambil, dan dari teman-teman (swasta) bisa menyediakan juga di tempat di luar kota dan teman-teman PLN juga kita dorong untuk di (luar) kota supaya mempercepat, supaya putaran jalur dari kendaraan listrik ini sudah lebih leluasa dan orang mau beli kendaraan listrik itu bukan hanya di dalam kota tapi juga bisa di bawa ke luar kota," bebernya.
Potensi Industri Mobil Listrik
Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memprediksi kenaikan jumlah mobil listrik di Indonesia meningkat berlipat ganda dalam beberapa waktu mendatang. Maka, diperlukan pengembangan stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) yang tepat.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jisman Hutajulu memprediksi jumlah mobil listrik di Indonesia akan berlipat ganda pada 2028 mendatang. Saat ini, pertumbuhannya masih sejalan dengan pengembangan SPKLU.
"Nah perkiraan di Indonesia, ini di 2028 bahwa pertumbuhan kendaraan listrik itu akan eksponensial, bukan linier lagi. Artinya mungkin saya gak tau apa kelipatannya dibuat fungsi kuadrat, ya seperti itulah," kata Jisman dalam Coffee Morning Ditjen Gatrik, Selasa (18/2/2025).
Dia mencatat, saat ini saja jumlah kendaraan berbasis BBM ada sekitar 20,1 juta yang melenggang di jalanan. Sementara itu, jumlah mobil listrik diprediksi mencapai 934.000 unit pada 2030 mendatang.
Dia mengatakan, hal tersebut sejalan dengan tren yang ada di beberapa negara dengan populasi kendaraan listrik yang cukup banyak. Variabel pembandingnya adalah pembangunan SPKLU dan tingkat kepemilikan mobil listrik.
"Kalau kita melakukan benchmarking di negara-negara yang berhasil mengembangkan SPKLU diantaranya seperti Norwegia, kemudian ada China juga kemudian ada Vietnam," ucapnya.
Advertisement
Naik di Tahun ke-8
Beberapa negara yang disebutkan tadi menunjukkan tren pertumbuhan kendaraan listrik dan SPKLU yang linier selama 5-7 tahun. Kemudian, pada tahun ke-8 menunjukkan pertumbuhan yang drastis.
"Terlihat bahwa dari start pertama sudah mau berkembang SPKLU ini, kelihatannya 5-7 tahun pertumbuhannya itu secara linier. Namun di tahun ke 8 rata-rata ya itu sudah eksponensial," tuturnya.
Memurutnya, tren tersebut harus disambut dengan hadirnya SPKLU di berbagai titik di Indonesia. Terutama bukan sebatas di kota-kota besar, melainkan juga di berbagai lokasi di daerah.
"Nah, kalau kita lihat sekarang di lapangan, kiri-kanan kayaknya sudah (mulai banyak mobil listrik) ya. Sehingga pengembangan SPKLU ini bisa terlaksana dengan baik di Indonesia," tandasnya.
