Toyota Indonesia Gandeng Akademisi Dukung Kendaraan Rendah Emisi

PT TMMIN (Toyota Motor Manufacturing Indonesia) kembali menggandeng akademisi untuk mengadakan Seminar Nasional berkelanjutan dalam seri ke-7, yang membahas 100 tahun industri otomotif Indonesia mewujudkan Indonesia Net Zero Emission (NZE) 2060.

oleh Rendy Yansah diperbarui 30 Okt 2024, 15:52 WIB
Diterbitkan 30 Okt 2024, 15:06 WIB
Seminar Nasional
Nandi Julyanto selaku Presiden Direktur PT TMMIN, Bob Azam selaku Wakil Presiden Direktur PT TMMIN dan para Akademisi dari Universitas Indonesia foto bersama membuka acara Seminar Nasional yang digelar pada (30/10/2024). (Liputan6.com/Rendy Yansah)

Liputan6.com, Jakarta - PT TMMIN (Toyota Motor Manufacturing Indonesia) kembali menggandeng akademisi untuk mengadakan Seminar Nasional berkelanjutan dalam seri ke-7, yang membahas 100 tahun industri otomotif Indonesia mewujudkan Indonesia Net Zero Emission (NZE) 2060. 

Sebelumnya, acara Seminar Nasional telah digelar PT TMMIN, yang berlangsung di beberapa Perguruan Tinggi di Indonesia seperti Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang, Universitas Udayana Bali, Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, Institut Teknologi Bandung (ITB) Bandung, Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, dan Universitas Gajah Mada (Yogyakarta). 

Acara yang bertajuk 'Strategi Percepatan Transisi Energi: Pendekatan “Quick Win” Sebagai Solusi Praktis Dalam Mewujudkan Pencapaian Target NDC 2030' ini diselenggarakan di Balai Sidang Universitas Indonesia, Depok, pada Rabu  (30/10/2024). 

Tak cuma akademisi, Toyota Indonesia juga turut berkolaborasi bersama Pemerintah, dan Industri otomotif, yang diharapkan dapat memainkan peran signifikan dalam mempercepat pengurangan emisi karbon untuk masa depan kendaraan Indonesia lebih bersih dan nyaman. 

Dalam sambutannya, Presiden Direktur PT TMMIN, Nandi Julyanto, mengatakan bahwa tujuan terciptanya kolaborasi ini adalah untuk mendorong masa transisi melalui berbagai inisiatif yang mendukung penggunaan energi ramah lingkungan serta untuk mereduksi emisi, khususnya di sektor transportasi. 

“Aktivitas seminar nasional yang sudah berlangsung selama 7 series di berbagai universitas di Indonesia sejak tahun 2022 hingga saat ini, merupakan wujud nyata advokasi kepada publik. Khususnya, ditujukan bagi para generasi muda yang menjadi elemen penting pendukung ekosistem kehidupan lebih hijau, hingga pembangunan ekonomi nasional yang merata. Selain itu, aktivitas seminar nasional ini merupakan wadah diskusi komprehensif untuk membantu menyusun strategi maupun kebijakan akselerasi Indonesia, menuju era transisi energi di tahun 2030 nanti,” ujar Nandi saat acara, Rabu (30/10/2024).

Guna terwujudnya Energi Baru Terbarukan (EBT), jenama asal Jepang itu mendukung masa transisi energi dengan menggunakan pendekatan multi-pathway,  termasuk elektrifikasi dengan pemanfaatan rendah emisi.  

“Sejumlah inisiatif memenuhi target reduksi emisi di tahun 2030, menjadi langkah awal atau steppingstone menuju tujuan yang lebih besar, di tahun 2060. Implementasi strategis sangat diperlukan untuk mempercepat transisi energi. Mengacu pada prinsip mengurangi emisi sebanyak-banyaknya dengan beragam teknologi, untuk memberikan hasil nyata dalam waktu singkat. Hal ini selaras dengan tema seminar kali ini, 'Mempercepat Transisi Energi Menuju Quick Wins'.” ucap Bob Azam Wakil Presiden Direktur PT TMMIN.

"Implementasi green energi juga dapat direalisasikan sebagai aktivitas dekarbonisasi. Tidak hanya membantu pertumbuhan ekonomi, namun juga berkontribusi bagi kesejahteraan petani Indonesia melalui positive cycle yang terbentuk, yang bertujuan menciptakan keseimbangan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan di masa depan,” ujar  Bob Azam.

 

Pendekatan Toyota Mendukung Kendaraan Rendah Emisi

Dalam menyongsong era transisi green energy agar mencapai target, Toyota Indonesia bersama pemerintah telah bekerja sama memperkenalkan sejumlah model yang mampu mengurangi emisi karbon, baik kendaraan konvensional hemat bahan bakar, kendaraan dengan bahan bakar biofuel termasuk bioethanol, serta kendaraan berdaya listrik.

Adapun Green energi rendah emisi yang digaungkan meliputi biofuel, ethanol, hydogren, serta optimalisasi EBT dalam proses manufaktur yang lebih ramah lingkungan. 

“Penggunaan EBT (Energi Baru dan Terbarukan) seperti bioenergi dapat membantu mengurangi ketergantungan konsumsi bahan bakar fosil di semua sektor terkait seperti pembangkit listrik, domestik, industri, dan sektor transportasi. Bioenergi termasuk bioethanol dan biofuel, memainkan peranan utama dalam mendukung Indonesia untuk menuju transisi energi serta mereduksi emisi, ujar Nandi Julyanto.” 

Demi mewujudkan visi “Beyond Zero”, Toyota tengah berupa mencapai netralitas karbon, melalui produk, layanan, dan aktivitas operasional. Bahkan, bukan hanya sekedar menghilangkan emisi saja, namun juga memberikan dampak sustainable terhadap lingkungan dan ketahanan energi. 

Lebih dari itu, produsen asal negeri matahari itu juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk ikut berkontribusi mengurangi emisi karbon. Untuk mempercepat ekosistem multi-pathway, Toyota berupaya mengintegrasikan elektrifikasi dari hulu ke hilir. 

"Semua lapisan masyarakat terutama generasi muda dapat berkontribusi pada berbagai aktivitas pengurangan emisi. Berbagai pilihan teknologi kendaraan dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan publik yang beragam, demi mempercepat pengembangan ekosistem kendaraan multi-pathway atau rendah emisi yang terintegrasi dari hulu hingga hilir. Langkah strategis ini bertujuan agar Indonesia menjadi basis produksi dan hub ekspor bagi kendaraan berdaya saing tinggi, serta berperan penting untuk mengembangkan rantai pasok dan IKM lokal, tutup Bob Azam.

Infografis Penerapan Genap Ganjil
Sistem Genap Ganjil untuk kendaraan bermotor tengah diuji cobakan (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya