Survei: Jika Lewat Partai, Warga Pilih PDIP Jadi Kendaraan Ahok

5,2 persen responden memilih PDIP sebagai partai pendukung Ahok. Kemudian di posisi kedua ada Partai Gerindra dengan 9,2 persen.

oleh Muslim AR diperbarui 23 Jun 2016, 19:31 WIB
Diterbitkan 23 Jun 2016, 19:31 WIB
Ahok
Survei menunjukkan, PDIP jadi pilihan masyarakat Ibu Kota sebagai kendaraan partai politik yang dianggap paling baik untuk Ahok.

Liputan6.com, Jakarta - Jika Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok maju lewat jalur partai, PDIP jadi pilihan masyarakat Ibu Kota sebagai kendaraan partai politik yang dianggap paling baik untuk Ahok.

Begitu menurut hasil survei Populi Center. Dalam survei tersebut, masyarakat tak punya pilihan lain selain melalui partai dalam mendukung Ahok, untuk mencalonkan diri pada Pilkada DKI Jakarta 2017.

Hasil survei mencatat, sebanyak 25,2 persen responden memilih PDIP sebagai partai pendukung Ahok. Kemudian di posisi kedua ada Partai Gerindra dengan 9,2 persen, lalu Partai Nasdem dengan 8.8 persen dan Golkar 4,5 persen.

"Tapi, masih banyak masyarakat yang memilih untuk tidak tahu dan tidak menjawab, sebesar 36,8 persen, saat diberi peryataan jalur politik mana yang cocok untuk mengusung Ahok," kata peneliti Populi Center, Nona Evita, di Kantor Populi Center, Slipi, Jakarta Barat, Kamis (23/6/2016).

Simulasi pemilihan melalui jalur partai itu, kata Evita, hanya sebagai survei. Namun, sejatinya masyarakat DKI masih menyukai Ahok maju lewat jalur independen.

Evita menjelaskan, dalam riset selama lima hari itu menunjukkan, 63,5 persen masyarakat DKI mendukung calon independen, 9,8 persen tidak mendukung, dan 26,8 persen tidak menjawab.

"Saat diberikan pertanyaan apakah akan mendukung calon gubernur dari jalur independen pada Pilkada Jakarta? Banyak yang mendukung," kata dia.

Menurut Evita, survei ini dilakukan secara mandiri dengan tujuan melihat tren dukungan publik di Jakarta. Serta melihat potensi siapa saja kandidat yang semakin menguat dukungan elektoralnya.

"Kali ini kita mau lihat dinamika Pilgub DKI 2017 antara parpol dan independen," tandas Evita.

Survei ini dilakukan melalui tatap muka dengan 400 responden, di enam wilayah DKI Jakarta pada 10 hingga 15 Juni 2016.

Survei dilakukan dengan metode acak bertingkat, dan margin of error kurang lebih 4,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Sebelumnya survei serupa juga sudah dilakukan pada Desember 2015, Februari 2016, dan April 2016.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya