Nasdem Sebut Penolakan Ahok-Djarot sebagai Aksi Terencana

Penolakan kemungkinan bertujuan untuk sekadar dipertontonkan ke publik bahwa Ahok-Djarot ditolak berkampanye di banyak tempat.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 18 Nov 2016, 07:00 WIB
Diterbitkan 18 Nov 2016, 07:00 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri angkat bicara soal pengadangan pasangan nomor urut dua dalam Pilkada DKI Jakarta Ahok-Djarot. Dia menduga mereka yang menghalangi kampanye Ahok-Djarot merupakan massa bayaran.

Terkait hal itu, pimpinan Partai Nasdem menyiratkan apa yang disampaikan Megawati ada benarnya. Ketua DPW DKI Nasdem, Bestari Barus, menyatakan penolakan dan pengadangan itu terindikasi dilakukan dengan terencana.

"Penolakan penolakan terhadap kunjungan pasangan Ahok-Djarot dalam rangka kampanye terindikasi dilakukan dengan terencana," ucap Bestari kepada Liputan6.com, Kamis (17/11/2016).

Menurut dia, hal tersebut kemungkinan bertujuan untuk sekadar dipertontonkan ke publik bahwa Ahok-Djarot ditolak berkampanye di banyak tempat.

"Bahwa framing tersebut jangan sampai nantinya digunakan untuk melawan hasil penghitungan suara, jika Ahok-Djarot menang satu putaran," ucap Bestari.

Sebelumnya, Megawati mengatakan Indonesia merupakan negara hukum yang memiliki aturan. Megawati pun meminta mereka yang menolak Ahok-Djarot kampanye untuk mematuhi aturan hukum yang berlaku.

Presiden RI Kelima itu pun mengimbau seluruh kader PDIP tetap tenang dan menjaga diri. Imbauan itu terkait situasi politik terkini setelah calon Gubernur DKI Jakarta petahana Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok ditetapkan sebagai tersangka terkait kasus penistaan agama.

"Kader PDIP di seluruh Indonesia diminta tenang menjaga diri dan ikut serta mendukung terciptanya situasi damai dan aman di seluruh wilayah yang akan menyelenggarakan pilkada," tandas Megawati.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya