Djarot Nilai Ada Politisasi Dalam Sidang Ahok

Djarot mengatakan, berdasarkan aturan saat masa pilkada maka proses hukum harus dihentikan sementara.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 28 Feb 2017, 18:00 WIB
Diterbitkan 28 Feb 2017, 18:00 WIB
Sidang Ahok
Sidang Ahok

Liputan6.com, Jakarta - Calon wakil gubernur DKI Jakarta petahana Djarot Saiful Hidayat menilai rivalitas dalam Pilkada DKI Jakarta tidak berimbang. Sebab saat ini calon gubernurnya Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menjadi terdakwa dan harus menghadapi sidang. Sementara rivalnya Anies Baswedan-Sandiaga Uno bebas.

"Ini kan posisinya tidak imbang berhadapan dengan terdakwa loh, Pak Basuki terdakwa loh. Setiap minggu harus menghadapi sidang, yang satunya bebas. Ini saja melanggar aturan menurut saya," kata Djarot saat ditemui di Balai Kartini Jakarta Selatan, Selasa (28/02/2017).

Djarot mengatakan, berdasarkan aturan saat masa pilkada maka proses hukum harus dihentikan sementara.

"Ada enggak se-Indonesia sidang seperti ini waktu pilkada? Nggak ada. Kenapa kok hanya Jakarta. Saya bilang gentle lah kita. Tapi kita hadapi saja dengan tersenyum, kita enggak cengeng," tutur dia.

Djarot merasa ada politisasi mengapa Ahok harus menjalankan persidangan di masa-masa pilkada.

"Ini kan betul-betul loh satu bebas satu lawan terdakwa tiap minggu. Belum lagi bermacam-macam isu digoreng, isu SARA. Ini kan politisasi menurut saya, kalau enggak politisasi kan enggak mungkin disidang sekarang nanti sidang setelah pilkada," ujar Djarot.

Seperti diketahui, Ahok telah ditetapkan sebagai terdakwa atas kasus dugaan penistaan agama. Hingga kini, Ahok telah menjalankan 12 kali sidang.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya