Dewan Masjid Sesalkan Pengusiran Djarot usai Salat Jumat

Masdar F Mas'udi menilai banyak warga yang masih menganggap kebinekaan sebagai ancaman.

oleh Luqman Rimadi diperbarui 14 Apr 2017, 18:13 WIB
Diterbitkan 14 Apr 2017, 18:13 WIB
Masdar Farid Mas'udi
Wakil Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Masdar F Mas'udi (Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat kembali mendapat perlakuan kurang menyenangkan di masa kampanye Pilkada DKI Jakarta putaran kedua.

Usai menunaikan Salat Jumat di Masjid Al Atiq, Tebet Jakarta Selatan, cawagub nomor urut dua itu diteriaki oleh warga saat hendak keluar masjid usai menunaikan salat Jumat. Beberapa warga bahkan meminta Djarot untuk cepat pergi dari Masjid tersebut.

Wakil Ketua Pimpinan Pusat Dewan Masjid Indonesia (DMI) KH Masdar Farid Mas'udi menyayangkan tindakan diskriminatif yang dialami oleh Djarot. Ia menilai, hal tersebut terjadi karena masih banyak warga yang belum memahami makna demokrasi dan keberagaman. 

"Reaksi ini menandakan warga masih belajar dewasa, belum bisa menerima fakta kebinekaan. Sayang kalau ada tokoh-tokoh yang coba memprovokasi kebencian ke orang lain," ucap Masdar saat berbincang dengan Liputan6.com, Jumat (14/4/2017).

Ia pun menilai tindakan warga tak lebih sebagai aksi provokatif yang berbahaya bagi kebinekaan di Indonesia. Menurutnya aksi tersebut tidak perlu terjadi bila warga memahami makna kebinekaan bukan sebagai ancaman, namun anugerah dari Yang Maha Kuasa.

"Kebinekaan ini kodrat. Allah bisa saja kehendaki manusia seluruhnya mempunyai suku, tradisi, atau bangsa yang sama, tapi kan enggak seru. Justru Allah menghendaki kita beda suku, tradisi bangsa, bahkan agama. Ini sudah kehendak Allah," kata dia.  

Terkait sikap Djarot yang memilih untuk tenang dan tidak reaktif menanggapi penolakan dan pengusiran dari warga, Masdar menganggap tindakan itu patut diapresiasi.

"Pak Djarot sudah bagus, tidak terpancing atau ikut terporvokasi. Saya harap Pak Djarot juga mengarahkan pendukungnya tidak ikut terpancing. Kita harap ini jadi pengalaman terakhir," ucap Rais Syuriah PBNU itu.

Djarot Memaafkan

Djarot sendiri mengaku tak mau mempermasalahkan penolakan warga yang dialami olehnya osai beribadah salat Jumat itu. Ia bahkan mengaku telah memaafkan sebagian warga yang memperlakukannya seperti itu.

"Saya sejak dari dalam (masjid) pasti maafkan, enggak apa-apa, ini sih ringanlah, enggak begitu berat," kata Djarot Saiful Hidayat usai Jumatan di Masjid Jami' Al'Atiq, Kebon Baru, Tebet, Jakarta Selatan.

Menurutnya islam mengajarkan untuk saling menyayangi, termasuk dengan orang yang berbeda agama. Apalagi, ia menambahkan, dirinya merupakan seorang muslim.

Djarot mengharapkan, ke depan tidak lagi ada isu SARA yang dimunculkan menjelang pencoblosan putaran kedua Pilkada DKI Jakarta 19 April mendatang.

"Bahkan lebih dari itu Islam juga mengajak kita untuk menjamin menjaga hubungan antar manusia, ukhuwah islamiyah. Nah oleh karenanya dalam Pilkada Jakarta ini janganlah sekali-kali persoalan SARA dimunculkan. Kami tidak pernah seperti itu," ucap mantan Wali Kota Blitar itu.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya