Kapolri: Pengamanan Pilkada DKI 2017 Melebihi Aksi 212

Polri akan antisipasi pengelompokkan massa di Tempat Pemungutan Suara (TPS) Pilkada DKI 2017 putaran kedua.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 17 Apr 2017, 11:13 WIB
Diterbitkan 17 Apr 2017, 11:13 WIB
Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian
Polri akan antisipasi pengelompokkan massa di Tempat Pemungutan Suara (TPS) Pilkada DKI 2017 putaran kedua.

Liputan6.com, Jakarta - Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian menegaskan, pihaknya sudah siap mengamankan Pilkada DKI 2017 putaran kedua yang akan berlangsung pada Rabu, 19 April 2017. Untuk itu, sebanyak 65 ribu personel dari Polri, TNI, Pemda, dan Perlindungan Masyarakat (Linmas) diturunkan mengamankan pesta demokrasi warga DKI ini.

"Polri dan TNI jumlahnya lebih dari 30 ribu. Itu sudah banyak dan lebih banyak dari 212. Baik di TPS (Tempat Pemungutan Suara) maupun kekuatan standby," ujar Tito di Kantor Kemenkopolhukam, Jakarta, Senin (17/4/2017).

Menurut Kapolri, tindakan pengamanan Pilkada DKI 2017 ini dilakukan untuk mencegah adanya pengelompokkan massa di TPS. Pasalnya, dia menilai, keberadaan massa yang terlalu besar di satu TPS memberikan kesan intimidatif, baik psikis, maupun psikologi sehingga berpotensi memengaruhi prinsip kebebasan dan kerahasiaan pemilih.

"Ada rencana gerakan massa dari luar dengan alasan macam-macam. Kampanye atau untuk mengawasi kecurangan, misal tamasya. Prinsip kita tidak ingin ada pengelompokan massa di TPS karena di TPS sudah memiliki sistem pengawasan sendiri. Ada Panwaslu, Bawaslu, saksi-saksi, pengawas independen, media, macam-macam," ujar Tito.

Kapolri menambahkan, Kepolisian akan total dalam menjaga Pilkada DKI 2017, sehingga tidak terjadi hal yang mengganggu jalannya proses pencoblosan dan penghitungan suara. Dengan demikian, Pilkada DKI putaran kedua dapat berjalan aman dan lancar. "Polri sendiri akan all out," pungkas Tito.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya