Elektabilitas Asyik di Jabar Tertinggal, Gerindra Tak Khawatir

Wakil Ketua Umum Gerindra Ferry Juliantono tak khawatir soal elektabilitas Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat Sudrajat-Ahmad Syaikhu (Asyik) tertinggal.

oleh Devira PrastiwiLiputan6.com diperbarui 20 Apr 2018, 06:22 WIB
Diterbitkan 20 Apr 2018, 06:22 WIB
Cagub Jabar Sudrajat
Calon Gubernur Jawa Barat Mayjen TNI (Purn) Sudrajat. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Umum Gerindra Ferry Juliantono tak khawatir soal elektabilitas Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat Sudrajat-Ahmad Syaikhu (Asyik) tertinggal di bawah pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum (Rindu) dan Dedi Mizwar-Dedi Mulyadi (2DM) di Pilkada Jabar.

Ferry menilai, tingkat popularitas Sudrajat-Syaikhu kian naik signifikan.

"Kalau elektabilitas Sudrajat-Syaikhu menurut saya mulai meningkat seiring dengan popularitasnya di Jawa Barat. Pak Sudrajat-Syaikhu kan pasangan kuda hitam yang membayangi pasangan Dedi Mizwar dan pasangannya dan pasangan Ridwan Kamil dan pasangannya," ujar Ferry saat ditemui di FX Sudirman, Jakarta Pusat, Kamis (19/4/2018).

Dia menjelaskan, berdasarkan data yang dikumpulkan pihaknya, popularitas Sudrajat-Syaikhu melebihi 30 persen. Oleh karenanya, kata Ferry, pasangan dengan sebutan Asyik ini dapat menyaingi Rindu dan 2DM.

"Sehingga dengan tingkat kesukaan publik yang memadai tidak berlebihan, kalau saya memperkirakan kalau suaranya Pak Sudrajat dan Pak Syaikhu ini bisa bersaing dengan pasangan pasang Ridwan Kamil dan Dedi Mizar dan pasangannya," tuturnya.

Ferry menambahkan, untuk mendulang suara pasangan Sudrajat, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto akan blusukan ke Jawa Barat.

Sehingga, ia meyakini akan menimbulkan Prabowo effect yang positif. Ferry juga menyinggung soal elektabilitas Jokowi dirasa turun karena negatif.

"Pasti kalau Jawa Barat pasti, kalau Prabowo efek sekarang efeknya positif, beda dengan Jokowi efek. Jokowi efek itu sekarang negatif karena elektabilitas Pak Jokowi sekarang menurut lembaga survei Median sudah 36 persen turun terus," papar dia.

Itu semua, lanjut Ferry, belum termasuk dengan kasus Sukmawati Soekarnoputri dan keluarnya Peraturan Presiden atau Perpres Nomor 20 tahun 2018.

"Belum termasuk menghilangnya Premium di pasaran. Jadi kalau menurut saya, ada efek Jokowi tapi negatif, ada Prabowo efek itu positif. Itu bedanya sekarang," tegas Ferry.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Survei Indo Barometer

DPD Partai Gerindra Jawa Barat menyerahkan SK dukungan kepada pasangan Pilkada Jabar 2018 Mayjen (Purn) Sudrajat dan Ahmad Syaikhu. (Liputan6.com/Kukuh Saokani)
DPD Partai Gerindra Jawa Barat menyerahkan SK dukungan kepada pasangan Pilkada Jabar 2018 Mayjen (Purn) Sudrajat dan Ahmad Syaikhu. (Liputan6.com/Kukuh Saokani)

Adapun berdasarkan survei dari Indo Barometer pada dinamika dan proyeksi Pilkada Jawa Barat, pemilih tertinggi pasangan Pilgub Jabar di Maret 2018 adalah Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum sebesar 36,7 persen.

Kemudian disusul Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi sebesar 31,1 pesen, serta Sudrajat-Ahkmad Syaikhu sebesar 5,4 persen.

Metode yang digunakan adalah multistage random sampling dengan 1200 responden dengan margin of error sebesar kurang lebih 2,83 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Teknik yang digunakan melalui wawancara tatap muka responden menggunakan kuesioner.

"Kalau (Asyik) ini menang jadi gempa bumi politik, gempanya langsung 9 skala richter. Kalau pasangan Asyik menang, ini akan terjadi kejutan politik bukan dijabar tapi di jakarta," tandas Direktur Eksekutif Indo Barometer Mochammad Qodari.

 

Reporter: Muhammad Genantan Saputra

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya