Bantah PKB Hengkang, PDIP Sudah Berkomunikasi dengan PBNU

Menurut Hasto, apa yang sudah dilakukan dan komunikasi yang dibangun, bisa dibilang cukup intens. Khususnya untuk terus menjaga persatuan.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 09 Agu 2018, 00:46 WIB
Diterbitkan 09 Agu 2018, 00:46 WIB
PDIP Ungkap Daftar Nama Bacaleg Pileg 2019
Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto menyampaikan keterangan di Jakarta, Rabu (18/7). Hasto menyebutkan nama-nama bacaleg yang didaftarkan PDIP ke KPU telah melalui serangkaian proses internal partai. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menegaskan PKB masih berada dalam koalisi Jokowi. Hasto mengatakan, soal kabar PKB akan hengkang hanya bagian dari provokasi. Menurut dia, ada hal yang seolah-olah koalisi pendukung Jokowi tak kompak.

"Itu bagian dari provok-memprovok, seolah-olah tidak kompak," ucap Hasto di Teuku Umar, Jakarta, Rabu (8/8/2018).

Dia menuturkan, apa yang terjadi di tubuh PKB sendiri adalah bagian dari dinamika saja. "Itu kan dinamika yang ada," jelas Hasto.

Menurut Hasto, apa yang sudah dilakukan dan komunikasi yang dibangun, bisa dibilang cukup intens. Khususnya untuk terus menjaga persatuan.

"Jadi kami yakinkan kami pastikan bahwa berdasarkan pertemuan-pertemuan yang kami lakukan cukup intens. Semuanya satu kesatuan untuk bangsa dan negara," kata Hasto.

Sementara itu, Hasto juga menjelaskan terkait PBNU mulai memberi sinyal bisa menarik dukungan ke Jokowi, jika cawapresnya bukan dari NU. Pihaknya, kata Hasto, sudah berkomunikasi dengan baik dengan para pengurus PBNU. Menurut dia, hal ini adalah dinamika biasa jelang penetapan pasangan calon Capres dan Cawapres.

"Kami terus berkomunikasi dengan baik. Hubungan kami secara institusi, secara lembaga, secara personal juga sangat baik, antara Bu Mega dengan KH Ma'ruf, dengan Said (Said Akil), berjalan dengan baik. Sehingga aspirasi bagian dari dinamika politik menjelang penetapan paslon Capres dan Cawapres dan itu biasa," kata Hasto.

Nama mantan Ketua MK Mahfud MD, yang disebut menguat jadi Cawapres Jokowi, tapi tidak dianggap sebagai dari kalangan NU, Hasto menyebut tidak ikut mencampuri. Menurutnya, semua aspirasi akan didengarkan.

"Itu kami tidak campur tangan. Kami mendengarkan aspirasi itu," jelas Hasto.

Pihaknya, masih kata dia, akan terus terbuka dan berkoordinasi debgan baik, untuk mengantisipasi dinamika seperti itu. Bahkan menurut Hasto Ma'ruf yang sudah sering bertemu dengan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri, komunikasi tidak ada persoalan.

"Tidak ada persoalan dalam konteks komunikasi politik, tapi ini dinamika yang sering terjadi menjelang penetepan," kata Hasto.

Menurut dia, PDIP menghormati pilihan Jokowi. Bahwa yang dipilihnya harus bisa berkerjasama dengan baik.

"Kemudian memperkuat upaya-upaya pemenangan itu, kesesuaian dalam menjalankan agenda pemerintahan ke depan. Sehingga tentu saja Pak Jokowimengambil keputusan dengan mempertimbangkan masukan dari para ketum dan itu sudah dilakukan. Semua ada plus minusnya. Tinggal keyakinan bahwa ini pasangan yang terbaik untuk rakyat, bangsa indonesia, bukan untuk PDIP semata, Golkar semata, PKB, PPP. Semangat itu yang terus kami tonjolkan," ungkap Hasto.

Dia enggan membeberkan bahwa Mahfud MD yang dipilih Jokowi. Dirinya meminta untuk menunggu beberapa saat lagi.

"Kalau kami lihat beliau ingin betul-betul yang terbaik, yang saling melengkapi, kemudian menjadi bagian kesatupaduan kita. Tunggu beberapa hari lagi," pungkasnya. 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya