Liputan6.com, Jakarta - Fadli Zon menyebut logistik merupakan hal penting dalam menghadapi Pemilu Legislatif dan Pilpres. Cawapres yang memiliki dana juga termasuk jadi pertimbangan untuk mendampingi Prabowo Subianto di Pilpres 2019 diiringi dengan stategi kemenangan.
"Kita perlu logistik dalam peperangan. Peperangan dalam tanda kutip Pemilu gitu. Kampanye di suatu tempat aja bisa memakan biaya. Jadi selain taktik, strategi, ya kita perlu logistik dan logistik," katanya di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara IV, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu malam (8/8/2018).
Dana bisa berasal dari dana gotong royong para mitra koalisi partai dan kandidat capres cawapres. Logistik ini kata Fadli juga mesti transparan dan halal.
Advertisement
"Pak Prabowo sendiri tentu sebagai kandidat beliau selama ini selalu dari dana pribadinya. Nanti siapapun juga harus ada, siapanya dan berapa anggarannya semua akan transparan dan terbuka dan semua yang ada di sini adalah uang logistik yang halal," tuturnya.
Saat ini cawapres Prabowo mengerucut pada dua nama yakni Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Sandiaga Uno. Fadli mengaku dua kandidat cawapres Prabowo itu belum ada laporan tentang informasi logistik yang mereka punya.
"Belum, jadi kita kan harus membicarakan itu sebagai bekal untuk menghadapi Pilpres kita kan perlu mencetak kaos perlu saksi-saksi dan sebagainya," ucapnya.
Hal logistik ini pun disinggung oleh Wasekjen Partai Demokrat Andi Arief yang menyebut Sandiaga Uno telah mengguyur PAN dan PKS Rp 500 miliar demi kelancarannya menjadi cawapres Prabowo. Fadli menyangkal tudingan Arief.
"Gak ada tuduhan itu. Terkait itu nanti terkait dana untuk kampanye, saksi. Dukungan logistik itu wajar dalam menghadapi Pilpres. Karena tiap parpol punya mesin parpol yang harus digerakan bukan terkait pribadi pribadi," ujarnya.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini: