Timses Prabowo akan Laporkan Menteri Luhut dan Sri Mulyani ke Bawaslu

Timses Prabowo menyesali insiden di forum internasional yang melibatkan dua anggota kabinet.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 18 Okt 2018, 03:25 WIB
Diterbitkan 18 Okt 2018, 03:25 WIB
Bergandeng Tangan, Pertemuan IMF-Bank Dunia Resmi Ditutup
Ketua Panitia IMF-Bank Dunia Luhut Binsar Pandjaitan (dua kiri), Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde, Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim, Menkeu Sri Mulyani, dan Gubernur BI Perry Warjiyo saat penutupan, Bali, Minggu (14/10). (Liputan6.com/AnggaYuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Timses Prabowo-Sandiaga berencana melaporkan Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan dan Menkeu Sri Mulyani, ke Badan Pengawas Pemilu. Keduanya dianggap tidak netral dalam kontestasi Pemilu 2019.

Pangkalnya karena gestur mereka di forum IMF-Bank Dunia di Bali beberapa waktu lalu yang terkesan berpihak pada salah satu calon presiden.

"Segera nanti bagian Hukum dan Advokasi akan melaporkan kepada Bawaslu ke Bawaslu apa yang dilakukan Pak Luhut dan Sri Mulyani agar menjadi pelajaran bagi menteri menteri, pejabat lainnya harusnya mereka memberi contoh kepada masyarakat," kata Ketua DPP Gerindra Ahmad Riza Patria di Kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (17/10/2018).

Menurut Riza, kedua menteri tersebut tak bisa membedakan situasi, di mana tempat berkampanye, dan tempat menyampaikan kinerja pemerintahan.

"Apalagi kepada orang asing di forum IMF yang biayanya sangat mahal dengan berbagai kemewahan dan lain lain sangat tidak bijaksana," sesalnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Insiden yang Dipersoalkan

Laporan tersebut didasari atas aksi Menko Luhut Panjaitan yang diduga mengarahkan Direktur IMF Christine Lagarde dan Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim mengacungkan salam satu jari dalam penutupan pertemuan tahunan IMF dan Bank Dunia di Bali, Senin malam 15 Oktober 2018.

"Semula Luhut dan Menteri Keuangan Sri Mulyani mengacungkan sepuluh jari. Luhut kemudian mengubahnya menjadi satu jari. Namun melihat Lagarde dan Jim mengacungkan dua jari, Luhut kemudian meminta Christine untuk mengacungkan satu jari," kata perwakilan tim hukum dan advokasi Prabowo-Sandiaga, A. Husen dalam pernyataan terpisah.

Di sisi lain, Sri Mulyani diduga kedapatan menjelaskan kepada Lagarde. "Two is for Prabowo, One is Jokowi." Setelah itu Lagarde dan Jim bersama Luhut mengacungkan satu jari.

"Ini merupakan dugaan pelanggaran serius karena Luhut melibatkan orang asing dan memanfaatkan forum internasional untuk berkampanye. Luhut juga membahayakan netralitas anggota Polri dan TNI yang seharusnya netral tapi melakukan pemihakan dengan simbol-simbol kepada capres tertentu," jelas Husen.

Saksikan video pilihan di bawah ini

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya