Tolak Ancaman Amien Rais, IMM Ingin Muhammadiyah Netral di Pilpres

Bila mendukung capres tertentu, IMM menilai, Muhammadiyah tidak jauh berbeda dengan tim sukses.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Nov 2018, 07:37 WIB
Diterbitkan 21 Nov 2018, 07:37 WIB
Amien Rais
Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN), Amien Rais. (Liputan6.com / Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah berkomentar tentang pernyataan Amien Rais yang akan menjewer Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, apabila membebaskan warga Muhammadiyah memilih dalam pemilu presiden mendatang.

"DPP IMM menilai pernyataan yang dikeluarkan oleh Pak Amien Rais bertentangan dengan semangat khitah yang sudah digagas dalam Muktamar Muhammadiyah tahun 1971 di Makassar," kata Ketua Umum Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Najih Prasetyo, dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Selasa, 20 November 2018. 

Khitah yang dimaksud adalah organisasi Islam tersebut tidak terikat dan menjaga jarak yang sama dengan semua partai politik. Sikap tersebut, lanjut dia, kemudian ditetapkan lagi pada Tanwir Muhammadiyah 2002 di Denpasar. Pada forum itu ditegaskan, Muhammadiyah berbeda dengan partai politik. 

"Di dalam khitah Muhammadiyah, tidak ada anjuran harus melakukan penyeragaman pilihan politik dalam perhelatan pilpres. Sebab, jika sampai fatwa dikeluarkan, dikhawatirkan Muhammadiyah akan terseret ke dalam pusaran politik praktis yang kontraproduktif bagi Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah," jelas Najih seperti dilansir dari Antara. 

Dia pun mempertanyakan, apa bedanya apa bedanya Muhammadiyah dengan tim sukses jika dukung mendukung dilakukan?

"Muhammadiyah adalah rumah bersama bagi seluruh elemen bangsa itu. DPP IMM mendukung sikap Ketua Umum yang menjaga netralitas Muhammadiyah dan tetap berada di tengah sebagai ummatan wasathon (tengahan), yaitu dengan tidak memberi dukungan kepada salah satu capres," tegas Najih.

Siapa pun yang akan terpilih menjadi presiden, dirinya meyakini Muhammadiyah tetap akan menjadi mitra kritis pemerintah.

 

Ancaman Jewer Ketum Muhammadiyah

Amien Rais
Politikus senior PAN, Amien Rais memberikan pernyataan sebelum memasuki ruang pemeriksaan di Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (10/10). Ini merupakan pemanggilan kedua Amien Rais dalam kasus hoaks Ratna Sarumpaet. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, Penasihat Pimpinan Pusat Muhammadiyah Amien Rais menegaskan akan menjewer Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nasir jika organisasinya tidak bersikap pada Pemilihan Presiden 2019.

"Di tahun politik, tidak boleh seorang Haedar Nasir memilih menyerahkan ke kader untuk menentukan sikapnya di pilres. Kalau sampai seperti itu, akan saya jewer," ujar Amien Rais di sela Tabligh Akbar dan Resepsi Milad ke-106 Masehi Muhammadiyah di Islamic Center Surabaya, Selasa.

Menurut dia, bukan merupakan fatwa jika pimpinan menyerahkan sendiri-sendiri ke kader kepada siapa suaranya akan diberikan, sehingga dibutuhkan ketegasan demi terwujudnya pemimpin yang sesuai harapan.

PP Muhammadiyah, kata dia, tidak boleh diam saja atau tidak jelas sikapnya untuk menentukan pemimpin bangsa ini pada periode 2019-2024.

"Sekali lagi, kalau sampai itu dilakukan, maka akan saya jewer. Pemilihan presiden ini menentukan satu kursi dan jangan sampai bilang terserah," kata Ketua MPR periode 1999-2004 itu.

Mantan Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional itu juga meminta Muhammadiyah menentukan sikap secara organisasi, selanjutnya disampaikan kepada umat sehingga pada 17 April 2019 sudah tidak terjadi perdebatan memilih.

"Pilih pemimpin yang beriman, diyakini dan tidak diragukan keislamannya. Tanpa harus saya sebut nama, pasti Muhammadiyah sudah tahu," kata dia. 

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya