Liputan6.com, Jakarta - Calon Presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto menyampaikan pidato kebangsaannya di JCC Senayan, Jakarta, Senin (14/1/2019) malam.
Pada pidatonya, Prabowo membeberkan strategi yang akan dilakukannya ketika menang Pilpres 2019.
"Kami akan melakukan reorientasi pembangunan dan pengelolaan negara. Reorientasi untuk mengubah arah bangsa, dari arah yang tidak benar, ke arah yang benar. Dan pengelolaan RI diperlukan," kata Prabowo, Jakarta, Senin.
Advertisement
Menurut dia, reorientasi dan pengelolaan negara ini diterjemahkan menjadi lima strategi. Dia menilai lima strategi ini dapat membuat bangsa Indonesia menjadi negara yang kokoh.
Strategi pertama, swasembada pangan. Dia mengatakan, Indonesia harus mampu mengatur swasembada pangan, sehingga rakyat bisa memproduksi pangannya sendiri.
"Kita harus mampu untuk mengatur sehingga rakyat kita bisa produksi pangannya sendiri bisa makan dengan baik di seluruh nusantara. Tidak boleh ada yang kelaparan di Republik Indonesia yang kita cintai ini," tutur Prabowo.
Kedua, menggenjot swasembada energi atau bahan bakar. Indonesia, lanjut dia, harus menghadirkan swasembada energi. Terlebih, "Pemerintah sendiri telah memprediksai sebentar lagi kita akan impor jika tidak ada tindakan pencegahan sedini mungkin."
Ketiga, swasembada air bersih. Prabowo mengutip data Perhimpunan Bangsa-Bangsa (PBB) yang meramalkan Bumi akan krisis air pada 2025.
"Di nusantara saja juga sudah mengalami kesulitan air bersih. Di Sragen, 1 jam dari Solo, rakyat kesulitan air. Saya bilang, enggak usah kirim kaos, baliho, tolong kirim tanki-tanki air," kata Prabowo.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Strategi Keempat dan Kelima
Keempat, Prabowo-Sandi ingin mewujudkan lembaga-lembaga pemerintahan yang kuat. Ini untuk menghindari potensi korupsi yang dilakukan penyelenggara negara.
"Butuh lembaga pemerintahan yang kuat, yang bersih, yang berintegritas. Kita perlu hakim yang unggul dan jujur. Kita perlu jaksa-jaksa yang unggul dan jujur. Polisi unggul dan jujur. Kita perlu intelijen yang unggul dan setia kepada bangsa dan rakyat," kata dia.
"Intelijen itu intelin musuh negara, jangan intelin mantan Presiden RI, jangan intelin mantan Ketua MPR RI, jangan intelin anak proklamator kita, jangan intelin mantan Panglima TNI, jangan intelin ulama-ulama besar kita. Kalau mau intelin mantan Pangkostrad enggak apa-apa," lanjut Prabowo.
Strategi kelima, Prabowo-Sandi akan mewujudkan angkatan perang yang unggul.
"Negara yang kokoh butuh angkatan perang yang unggul. Kuat dan setia terhadap bangsa rakyat. Bukan untuk gagah-gagahan," kata Prabowo.
Advertisement