Fadli Zon Klaim Ini Penyebab Ricuh di Debat Kedua Capres

Dalam debat kedua capres, 17 Februari 2019 Minggu kemarin, Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, mengakui, di sela-sela debat, sempat terjadi keributan.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 19 Feb 2019, 18:28 WIB
Diterbitkan 19 Feb 2019, 18:28 WIB
Protes di sela debat capres
Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga rupanya sempat mendatangi KPU saat debat kedua capres berlangsung, Minggu (17/2) kemarin.

Liputan6.com, Jakarta - Dalam debat kedua capres, 17 Februari 2019 Minggu kemarin, Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, mengakui di sela-sela debat, sempat terjadi keributan.

Anggota Dewan Pengarah BPN, Fadli Zon, mengklaim keributan itu dipicu awalnya karena pendukung Capres Joko Widodo atau Jokowi.

"Waktu kalau tidak salah yang awalnya dipersoalkan itu tim hore ini ya. Cheerleader atau apa yang disebut gitu. Mereka ini membawa atribut yang balon-balonan itu sehingga suaranya menjadi lebih keras," kata Fadli di Gedung DPR/MPR RI, Jakarta, Selasa (19/2/2019).

Wakil Ketua DPR RI ini menuding, para pendukung capres nomor 01 membawa speaker kecil ke arena debat. Yang sebenarnya itu dilarang dibawa.

"Karena memang ada fotonya dan sebagian ada yang menggunakan speaker, itu seharusnya memang tidak boleh penggunaan speaker atau alat-alat semacam itu. Saya kira merupakan kesepakatan bersama," ungkap Fadli.

Dia menyayangkan itu luput dari pengamanan debat. Karenanya, BPN memprotes hal tersebut. "Peralatan-peralatan seperti itu kan ada screening, security, nah ini kenapa kok bisa lolos. Apa sengaja diloloskan?" tuding Fadli.

Sebelumnya, Ketua KPU RI Arief Budiman mengakui adanya komplain dilakukan kubu BPN dalam debat kedua Pilpres 2019. Komplain tersebut terjadi saat jeda, pasca pernyataan Jokowi yang dinilai menyerang Prabowo secara personal.

"Ya memang ada komplain, ada keberatan soal disampaikannya pertanyaan itu. Tapi kan debat harus jalan, nanti kalau ada keberatan silakan saja, betul enggak itu sebagaimana yang masuk dalam regulasi," kata Arief di Kantornya, Jakarta.

Namun soal runutan kejadian, Arief enggan menjelaskan rinci. Dia mengaku situasi sangat padat sehingga tak mengingat hal tersebut secara detail.

"Tapi kalau kronologi kejadiannya seperti apa ya, itu crowded sekali saya tidak ingat," tambah dia.

 

Beda Alasan

Sementara, kepada Liputan6.com, juru bicara BPN, yang juga politisi Demokrat, Ferdinand Hutahaean, protes keras karena Jokowi mengungkap lahan ratusan ribu hektare milik Prabowo di Kalimantan dan Aceh.

BPN langsung mendatangi para Komisioner KPU yang duduk di arena debat di Hotel Sultan. Jokowi dianggap melanggar aturan karena menyerang pribadi.

"Ya betul, saat itu saya mengajukan protes keras kepada KPU dan Bawaslu untuk menegur Jokowi secara terbuka dan mengingatkan bahwa Jokowi salah melanggar aturan dan tata tertib debat, yang tidak membolehkan dan menyerang pribadi," ucap juru bicara BPN Ferdinand Hutahaean, Senin (18/2/2019).

Dia menuturkan, perbuatan protesnya sempat ditenangkan oleh Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan, yang hadir juga di sana. Dirinya mengklaim KPU dan Bawaslu seakan tak berani untuk menegur Jokowi secara langsung.

"KPU dan Bawaslu sepertinya tidak berani dan saya tetap keras. Akhirnya Luhut yang duduk di kursi mencoba menenangkan saya, sembari berkata sudah Fer, sudah Fer. Luhut mencoba meredam marah saya ketika itu," ungkap Ferdinand.

Dia menghormati apa yang disampaikan Luhut. Namun, itu tak membuatnya tenang, dan bahkan BPN ingin memboikot debat.

"Saya hormati Luhut, tapi posisi saya sedang memperjuangkan demokrasi. Maka saya tetap dengan sikap saya untuk protes, bahkan mengancam akan menghentikan debat dengan cara memboikot," jelas Ferdinand.

Namun, menurut dia, sikapnya itu langsung ditenangkan oleh Prabowo. Bahkan meminta untuk tidak memboikot.

 

 

 

Reporter: Sania Mashabi

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya