Liputan6.com, Meulaboh - Kubu Paslon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menuding calon presiden nomor urut 01, Jokowi sedang melakukan pencitraan ketika naik kereta rel listrik (KRL) bersama masyarakat umum dari Tanjung Barat, Jakarta ke Bogor, Rabu 6 Maret 2019. Hal ini disampaikan oleh Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN), Andre Rosiade dan Dian Fatwa.
Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, Hasto Kristiyanto menilai, pihak yang melontarkan tuduhan itu sebenarnya gagal memahami Jokowi. Sebab, sejak Jokowi menjabat sebagai wali kota di Solo, dia memang sudah suka bertemu dengan rakyat.
"Sejak menjadi wali kota, sejak menjadi gubernur, dan presiden, Pak Jokowi sudah sering bertemu rakyat," ucap Hasto di Meulaboh, Aceh, Kamis (7/3/2019).
Advertisement
Hasto menyatakan, tuduhan pencitraan dari kubu Prabowo itu dikarenakan mereka tidak mampu melakukan hal yang sama. Apalagi, berkomunikasi dengan rakyat seperti cara yang dipakai Jokowi memang tidak mudah.
Menurut Hasto, cara Jokowi itu membutuhkan suasana batin yang baik.
"Mereka yang jarang bertemu rakyat artinya sikap batinnya tak siap. Dan untuk itu mereka hanya bisa menuduh pencitraan. Padahal itu adalah kepemimpinan Pak Jokowi," ujar Hasto.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Jokowi Naik KRL
Presiden Joko Widodo atau Jokowi pulang ke Istana Kepresidenan Bogor dengan naik kereta listrik (KRL) commuter line, Rabu (6/3/2019). Jokowi bahkan rela berdesak-desakan dengan para pekerja yang hendak pulang.
Jokowi tetap mendapat pengawalan dari Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres). Hal ini dibenarkan oleh Komandan Paspampres Mayjen Maruli Simanjuntak yang ikut mendampingi Jokowi.
Usai membagikan Kartu Indonesia Pintar (KIP) di GOR Bulungan Jakarta Selatan, Maruli mengatakan Jokowi tiba-tiba ingin pulang ke Istana Bogor menggunakan commuter line. Dia pun naik dari Stasiun Tanjung Barat pukul 17.45 WIB.
"Baru kegiatan sekitar situ (GOR Bulungan), bapak mau pulang naik kereta," kata Maruli saat dikonfirmasi Liputan6.com, Rabu.
Advertisement