Beda Ma'ruf Amin dan Sandiaga Uno soal Pembangunan Kebudayaan

Debat ketiga Pilpres 2019 antara calon wakil presiden Ma'ruf Amin dan Sandiaga Uno berlangsung di Hotel Sultan, Jakarta

oleh Nanda Perdana PutraIka Defianti diperbarui 17 Mar 2019, 21:21 WIB
Diterbitkan 17 Mar 2019, 21:21 WIB
Debat Capres Cawapres 2019
Debat Cawapres 2019 antara Ma'ruf Amin dengan Sandiaga Uno. (Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Debat ketiga Pilpres 2019 antara calon wakil presiden Ma'ruf Amin dan Sandiaga Uno berlangsung di Hotel Sultan, Jakarta. Keduanya memiliki gagasan berbeda terkait pembangunan kebudayaan.

Calon wakil presiden nomor urut 01, Ma'ruf Amin menyatakan, bersama Jokowi ia akan terus mengembangkan kebudayaan nasional dan kearifan lokal. Dalam rangka membangun jati diri bangsa dan membangun toleransi, gotong royong, Ma'ruf akan mengembangkan budaya sebagai nilai kehidupan yang bersifat nasional dan bersifat kolektif kebangsaan. 

"Nasional itu persatuan, gotong royong, akhlak yang mulia, kolektif kebangsaan, antara lain berdaulat dalam politik yang mandiri dalam ekonomi, berkepribadian dalam kebudyaaan. Nilai individual dan kebangsaan ini akan kita angkat dari kearifan lokal," ungkap Ma'ruf Amin. 

Sementara, Cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno menyatakan, pihaknya akan menyeimbangkan antara pembangunan manusia dengan kebudayaan.

"Karya terbaik anak bangsa sudah mendunia, tinggal mengkolaborasikannya. Tugas pemerintah mebentuk pemerintahan yang kuat, keberpihakan tegas agar budaya jadi prioritas pembangunan. Kita akan seimbangkan pembangunan manusai dan budaya juga harus menjadi prioritas," beber Sandiaga Uno.

 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya