Jokowi Targetkan 80 Persen Suara di Sulbar

Saat Pilpres 2014, Jokowi yang berpasangan dengan Jusuf Kalla menang tebal 73,37 persen di Sulawesi Barat.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 28 Mar 2019, 19:08 WIB
Diterbitkan 28 Mar 2019, 19:08 WIB
Joko Widodo
Calon Presiden nomor 01 Joko Widodo (Jokowi) memberikan sambutan saat menghadiri acara silaturahmi dengan relawan dan Tim Kampanye Daerah di Gorontalo, Kamis (28/2). (Liputan6.com/Arfandi Ibrahim)

Liputan6.com, Mamuju - Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo atau Jokowi meminta para pendukungnya di Sulawesi Barat (Sulbar) untuk bekerja keras memenangkan dirinya dan Ma'ruf Amin di Pilpres 2019. Jokowi mengaku memasang target lebih daru 74 persen di Sulbar.

"Kita pengalaman di (Pilpres) 2014, di Sulbar ini mendapatkan 74 persen. Itu saya enggak datang (kampanye) lho. Itu saya enggak datang, lha ini datang. Mestinya (Pilpres 2019) bisa di atas 74 persen," ujar Jokowi saat kampanye akbar di Lapangan Ahmad Kirang Kecamatan Mamuju, Sulawesi Barat, Kamis (28/3/2019).

Saat Pilpres 2014, Jokowi yang berpasangan dengan Jusuf Kalla menang tebal 73,37 persen di Sulawesi Barat. Sementara pasangan Prabowo Subianto-Hatta Radjasa hanya meraih 26,63 persen.

"Pertanyaannya saya sekarang tahun 2019 berapa? Berapa? Berapa? Berapa? Berapa? 80 (persen)? Bener? Betul? Janji ya?" tanya Jokowi kepada pendukungnya.

Jokowi lalu meminta pendukungnya untuk bersatu memenangkan dirinya di Sulawesi Barat. Masyarakat pun menyatakan siap memenangkan Jokowi-Ma'ruf Amin di Pilpres 2019.

"Awas kalau enggak dapat? 80? Awas kalau enggak dapat," ucap mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

 

Luruskan Isu Hoaks

Dia pun sempat meluruskan isu hoaks dan fitnah yang menyerang dirinya. Di antaranya adalah penghapusan pendidikan agama, pelarangan azan, dan pelegalan perkawinan sejenin.

Kepada pendukungnya, Jokowi menegaskan bahwa tak ada satu pun Presiden yang berani melakukan hal tersebut.

"Perlu saya ingatkan sekarang ini kita tinggal selesaikan isu-isu yang ada di bawah. Banyak fitnah, hoaks, kabar bohong saya berikan contoh. Fitnahnya gini kalau Jokowi-Ma'ruf menang pendidikan agama akan dihapus? Bohong, ini fitnah harus dijelaskan. Siapa pun presidennya tidak mungkin melakukan itu," jelas dia.

"Ada lagi Jokowi-Ma'ruf menang azan akan dilarang? Hoaks, bohong ini harus dijelaskan siapa berani melarang negara ini adalah negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Semua cara dihalalkan, ini harus kita sikapi bersama-sama," sambung Jokowi.

 

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya