6 Hasil Survei Terbaru Elektabilitas Jokowi Vs Prabowo Jelang Pilpres 2019

Survei tersebut mengenai elektabilitas kedua pasangan calon presiden dan calon wakil presiden.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 04 Apr 2019, 08:33 WIB
Diterbitkan 04 Apr 2019, 08:33 WIB
Peluk Hangat Jokowi - Prabowo Akhiri Debat Perdana Pilpres 2019
Capres dan cawapres nomor urut 01 Joko Widodo atau Jokowi-Ma'ruf Amin bersalaman dengan capres dan cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno usai debat perdana Pilpres 2019 di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (17/1). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Waktu pencoblosan Pemilihan Presiden atau Pilpres 2019 semakin dekat. Berbagai lembaga survei pun kembali mengeluarkan hasil surveinya.

Survei tersebut mengenai elektabilitas kedua pasangan calon presiden dan calon wakil presiden. Mereka adalah pasangan nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Survei dilakukan pada Maret 2019. Lembaga survei yang melakukan pun beragam. Salah satu contohnya adalah Center for Strategic and Internasional Studies (CSIS).

Hasil survei CSIS, elektabilitas pasangan nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf Amin sebesar 51,4 persen. Sedangkan pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno meraih 33,3 persen.

Berikut hasil-hasil survei terkini Pilpres 2019 dihimpun Liputan6.com:

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

1. CSIS

Pemaparan hasil survei CSIS.
Pemaparan hasil survei CSIS. (Liputan6.com/ Nafiysul Qodar)

Hasil survei Center for Strategic and Internasional Studies (CSIS) mencatat elektabilitas pasangan capres-cawapres nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf Amin sebesar 51,4 persen. Sementara pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno meraih 33,3 persen.

"Tingkat keterpilihan atau elektabilitas Jokowi-Maruf Amin mendapat dukungan 51,4 persen. Sementara itu Prabowo-Sandiaga Uno berada di angka 33,3 persen," ujar peneliti CSIS di kawasan Senayan, Jakarta Selatan, Kamis, 28 Maret 2019.

Survei CSIS masih menemukan 14,1 persen pemilih yang merahasiakan pilihannya. Sedangkan hanya 1,2 persen pemilih belum menentukan (undecided voters).

Menurut Arya, meski angka pemilih yang merahasiakan pilihannya tinggi, tetapi diyakini sudah punya pilihan. Berbeda dengan 1,2 persen yang memang belum punya pilihan.

"Angka yang tidak jawab atau rahasia ini cukup besar. Mereka mungkin sudah punya pilihan. Tapi dia tidak terbuka dalam menyampaikan pilihan politiknya," jelas Arya.

Survei CSIS ini dilaksanakan selama 15-22 Maret 2019 dengan responden 1.960. Sampel diambil secara acak yang terdistribusi secara proporsional di 34 provinsi.

Survei ini memiliki margin of error plus/minus 2,21 persen. CSIS mengaku bahwa dana survei ini dibiayai dari dana internal yayasan CSIS.

 

2. PolMark Indonesia

Lembagai riset PolMark Indonesia merilis hasil laporan.
Lembagai riset PolMark Indonesia merilis hasil laporan. (Liputan6.com/ Lizsa Egeham)

Lembaga survei PolMark Indonesia merilis hasil temuan internal yang bekerjasama dengan DPP Partai Amanat Nasional di 73 dapil seluruh Indonesia.

Survei tentang elektabilitas pemilihan presiden 2019 itu menghasilkan, Jokowi-Ma'ruf hanya unggul tipis ketimbang pasangan Prabowo-Sandiaga dengan selisih 14,6 persen.

"Jokowi-Ma'ruf 40,4 persen, Prabowo-Sandiaga 25,8 persen. Sementara undecided voters 33,8 persen," kata Pendiri Pollmark Indonesia Eep Safullah dalam pemaparannya diskusi Daulat Pemilih di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, Senin, 1 April 2019.

Eep menyatakan, sebanyak 31,5 persen dari total responden pemilih Jokowi-Ma'ruf menyatakan sebagai pemilih mantap. Sedangkan untuk Prabowo-Sandiaga, angka pemilih mantapnya adalah 20,5 persen.

Mengenai undecided voters sendiri jumlahnya adalah 33,8 persen. Selain itu, survei ini juga mendapatkan data yakni 40,8 persen sebagai golongan pemilih diperebutkan.

"Kalau undecided itu, gabungan dari pemilih yang merahasiakan pilihannya, pemilih yang belum punya pilihan, pemilih yang tidak menjawab. Namun kalau pemilih diperebutkan itu, gabungan dari undecided voters pemilih Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandi yang masih mungkin berubah pilihannya," jelas Eep.

Eep menegaskan survei ini bukanlah hasil dari pergolakan situasi terkini yang telah memasuki kampanye akbar. Karenanya, pemaparannya kali ini sudah sangat mungkin berbeda dengan data yang diperolehnya dalam kurun waktu survei dilakukan.

Adapun Survei ini dilakukan dari bulan Oktober 2018 – Februari 2019 dengan jumlah responden 440 (margin of error plus-minus 4,8 persen). Survei di 73 dapil ini mencakup 93 persen dari pemilih Pemilu 2019, dengan memperebutkan 534 kursi dari 575 keseluruhan Kursi DPR RI 2019.

Pengambilan sampel survei ini dilakukan dengan metode Multistage Random Sampling dengan selang kepercayaan 95 persen.

 

3. Indo Barometer

Yusron/Liputan6.com
Maruarar Sirait di acara survei Indobarometer di Hotel Atlete Century Senayan.

Lembaga survei Indo Barometer merilis hasil survei terbaru Pilpres 2019. Hasilnya, pasangan capres-cawapres nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf unggul dari pasangan nomor urut 02 Prabowo-Sandi.

Dalam survei yang menggunakan simulasi gambar pasangan capres-cawapres, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf sebesar 50,8 persen dan Prabowo-Sandi sebesar 32 persen.

Sementara responden yang belum memilih atau tidak menandai kertas simulasi sebesar 17,2 persen. Demikian dipaparkan peneliti Indo Barometer, Hadi Suprapto Rusli di Hotel Atlet Century, Senayan, Jakarta Selatan, Selasa, 2 April 2019.

"Tanda-tanda kemenangan ada di pasangan Jokowi-Ma'ruf," kata Hadi.

Dalam paparannya, Hadi juga membandingkan hasil survei lembaganya menjelang Pilpres 2014 lalu dengan hasil perolehan suara resmi dari KPU untuk pasangan Jokowi-JK dan Prabowo-Hatta. Saat survei dilaksanakan pada Juni 2014, pasangan Prabowo-Hatta memperoleh 42,6 persen dan Indo Barometer memproyeksikan pasangan ini memperoleh suara 48 persen saat pencoblosan.

Selisihnya setelah pencoblosan pada Juli 2014, pasangan ini memperoleh suara 46,85 persen atau selisihnya dengan hasil survei -1,15 persen.

Sedangkan hasil survei pasangan Jokowi-JK pada Juni 2014 sebesar 46 persen dan diproyeksikan menang dengan perolehan suara 52 persen. Hasilnya setelah pencoblosan, pasangan Jokowi-JK memang 53,15 persen atau selisih +1,15 persen dari hasil survei.

"Indo Barometer telah membuktikan akurasi survei nasionalnya pada Pilpres 9 Juli 2014 lalu," ujarnya.

Pada survei Februari 2019, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf 50,2 persen dan pada Maret naik menjadi 50,8 persen. Sedangkan elektabilitas Prabowo-Sandi pada survei Februari mencapai 28,9 persen dan naik menjadi 32 persen pada Maret 2019.

Hadi menyampaikan, pihaknya juga memproyeksikan hasil perolehan suara pada 17 April mendatang di mana pasangan nomor urut 01 diproyeksikan memproleh 61,3 persen suara dan nomor urut 02 perolehan suaranya mencapai 38,7 persen.

"Selisih 01 dan 02 di proyeksi hasil Pilpres 17 April 2019 ialah 61,3 persen dikurangi 38,7 persen sama dengan (menang) 22 persen," sebutnya. Survei ini dilaksanakan di 34 provinsi pada tanggal 15-21 Maret. Jumlah sampel sebanyak 1.200 responden dengan margin of error kurang lebih 2,83 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Metode penarikan sampel menggunakan multistage random sampling. Teknik pengumpulan data dengan wawancara tatap muka rumah menggunakan kuisioner. Responden survei adalah WNI yang telah memiliki hak pilih.

 

4. LSI Denny JA

Pemilu 2019, Jokowi dan Prabowo Dirugikan Karena Golput
Peneliti LSI Denny JA, Ikrama Masloman dan M Khotib merilis survei bertajuk 'Siapa Dirugikan Golput: Jokowi atau Prabowo?, Jakarta, Selasa (19/3). Jokowi-Maruf dirugikan jika golput terjadi di segmen minoritas, milenial. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA kembali melakukan survei jelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2019, 17 April. Dalam survei dengan tema 'Jokowi Di Ambang 2 Periode?' ini, LSI menemukan data pasangan calon Jokowi-Ma'ruf masih mengungguli Prabowo-Sandiaga.

"Saat ini pasangan Jokowi-Ma'ruf masih unggul dibandingkan pasangan Prabowo-Sandiaga. Saat ini elektabilitas Jokowi-Ma'ruf sebesar 56,8 persen hingga 63,2 persen. Sementara elektabilitas Prabowo-Sandi 36,8 persen hingga 43,2 persen," ujar peneliti LSI Ardian Sopa, di Graha Dua Rajawali, Jalan Pemuda No. 70 Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa, 2 April 2019.

Survei yang dilakukan oleh LSI adalah wawancara tatap muka dengan para responden menggunakan kuesioner, dengan margin of error 2,8 persen. Dalam survei yang diikuti 1.200 responden ini dilakukan sejak tanggal 18 hingga 26 Maret 2019.

"Survei dilakukan di 34 provinsi di Indonesia dengan metode multistage random sampling," kata dia.

Menurutnya, dari hasil survei keunggulan Jokowi-Ma'ruf merata disemua kantong pemilih. Pemilih laki-laki, Jokowi-Ma'ruf unggul dengan range 54,8 persen hingga 61,2 persen dibandingkan Prabowo-Sandiaga yang sebesar 38,8 persen hingga 45,2 persen.

"Bahkan pada pemilih perempuan, keunggulan Jokowi-Ma'ruf lebih besar dibadingkan segmen pemilih laki-laki. Pada pemilih perempuan, dukungan terhadap Jokowi-Ma'ruf berada pada range 58,8 persen hingga 65,2 persen, sementara Prabowo-Sandiaga sebesar 34,8 persen hingga 41,2 persen," ujarnya.

Dengan hasil survei ini, LSI mengambil kesimpulan kalau pasangan nomor urut 01 akan terpilih menjadi Presiden dan Wakil Presiden 2019 hingga 2024.

"Jokowi potensial terpilih dalam Pilpres 2019 dengan kemenangan selisih dua digit," pungkasnya.

 

5. Roy Morgan

Moment Keakraban Dua Calon Presiden Usai Debat Pilpres 2019
Capres no. urut 01 Joko Widodo atau Jokowi dan Capres no. urut 02 Prabowo Subianto berjabat tangan usai debat keempat Pilpres 2019 di Jakarta, Sabtu (30/3). Debat mengangkat tema tentang ideologi, pemerintahan, pertahanan dan keamanan, serta hubungan internasional.(Liputan6.com/JohanTallo)

Lembaga survei Australia, Roy Morgan kembali merilis hasil survei terkait elektabilitas pasangan capres dan cawapres di Pilpres 2019 mendatang.

Hasilnya, Maret 2019, atau satu bulan sebelum pemilihan, Capres petahana Jokowi-Ma'ruf Amin masih unggul dari sang penantang Prabowo-Sandiaga.

Kendati unggul, namun Roy Morgan mencatat, ada penurunan dukungan untuk Jokowi sebesar 0,5 persen pada survei kali ini. Di survei sebelumnya, yang digelar Februari, dukungan untuk petahana mencapai 56,5 persen.

Sedangkan Prabowo-Sandiaga Uno, justru mengalami kenaikan sebesar 0,5 persen menjadi 43,5 persen di survei bulan ini.

Kendati ada perubahan elektabilitas suara, namun Roy Morgan memprediksi perolehan suara Jokowi-Ma’ruf hingga masa pencoblosan, 17 April 2019 mendatang masih tergolong aman.

Roy Morgan dalam rilis surveinya menilai, dukungan yang kuat bagi Jokowi dari partai-partai kolasi pendukungannya muttak diperlukan. Terutama dari partai utama pengusungnya, yaitu PDI Perjuangan. Di surveinya saat ini, Roy Morgan menempati PDI Perjuangan sebagai partai dengan elektabilitas tertinggi, yaitu sebesar 39 persen.

Sementara itu, menyusul di bawahnya, yaitu Partai Gerindra yang ,emperoleh suara sebesar 21 persen. Sisanya, 40 persen dukungan tersebar di antara banyak partai yang ikut Pemilu 2019.

Roy Morgan juga menganalisis tentang sebaran dukungan terhadap Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandiaga. Dalam surveinya, Jokowi masih unggul di Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sumatera Utara. Sementara Prabowo, unggul di Jakarta, Jawa Barat, Sumatera Selatan dan pulau-pulau Sulawesi dan Kalimantan.

Secara keseluruhan, di daerah pedesaan preferensi jelas mendukung Jokowi 63 persen, sementara Prabowo 37 persen.

"Wilayah perkotaan jauh lebih kompetitif berdasarkan kinerja Prabowo yang kuat di ibu kota Jakarta dan sekitarnya di Jawa Barat termasuk Banten," sebut Roy Morgan dalam situs resminya.

 

6. Indikator Politik

Indikator Politik Indonesia Merilis Hasil Survei Pilkada Jabar 2018
Indikator Politik Indonesia Merilis Hasil Survei Pilkada Jabar 2018. (Liputan6.com/Muhammad Radittyo Priasmoro)

Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei terbaru elektabilitas pasangan capres-cawapres jelang Pemilu 17 April 2019. Hasilnya pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin unggul dengan 55,4 persen dibanding Prabowo Subianto-Sandiaga Uno yang hanya mendapatkan 37,4 persen.

"Hasilnya survei bulan Maret Pak Jokowi 55,4 persen Prabowo-Sandi 37,4 persen," kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanudin Muhtadi di Kantornya, Jalan Cikini V, Jakarta Pusat, Rabu, 3 April 2019.

Meski Jokowi-Ma'ruf unggul, lanjut dia, tren elektabilitas Prabowo-Sandi meningkat. Sedangkan tren Jokowi-Ma'ruf juga meningkat tetapi tidak terlalu signifikan.

"Ada tren kenaikan buat Prabowo-Sandi tapi tidak eksponensial," ungkapnya.

Elektabilitas Jokowi-Ma'ruf unggul pada beberapa segmen pemilih. Di antaranya adalah pemilih berjenis kelamin perempuan dan pemilih dengan usia tua.

"Jokowi unggul dikategori gender, usia, agama tapi di etnik beda-beda pendapatan dan desa atau kota," ucapnya.

Survei ini dilakukan pada 22 hingga 29 Maret 2019 dengan populasi survei seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei.

Populasi dipilih dengan multistage random sampling dengan jumlah responden 1.220 responden sebagai sampel basis. Margin of error plus minus 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Jumlah responden asli sebesar 88,1 persen dan responden pengganti 11,9 persen. Metode penelitian adalah wawancara tatap muka, kualitas kontrol wawancara 20 persen dari total sampel supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya