Pilkada Wonogiri Sepi dari Kegiatan Kampanye, Apa Strategi Harjo dan Josss?

Dua paslon peserta Pilkada Wonogiri 2020 memilih melakukan kampanye dengan pendekatan personal.

diperbarui 06 Nov 2020, 10:30 WIB
Diterbitkan 06 Nov 2020, 10:30 WIB
Ilustrasi pilkada serentak (Liputan6.com/Yoshiro)
Ilustrasi pilkada serentak (Liputan6.com/Yoshiro)

Jakarta Kegiatan kampanye pemilihan kepala daerah (Pilkada) Wonogiri 2020 minim dilakukan oleh dua pasangan calon, Joko Sutopo-Setyo Sukarno (Josss) dan Hartanto-Joko Purnomo (Harjo).

"Setelah kampanye terakhir pertengahan Oktober lalu, masing-masing paslon belum mengajukan pemberitahuan kampanye lagi. Pengawas tak menemukan pelanggaran pilkada maupun protokol pencegahan penularan Covid-19," Ketua Bawaslu Wonogiri, Ali Mahbub saat dihubungi Solopos.com. 

Menurut catatan Badan Pengawas Pemilu atau Bawaslu Wonogiri, selama bulan Oktober, paslon Harjo hanya menggelar 10 kali kampanye pertemuan terbatas. Tim Harjo melaporkan kegiatan itu sebagai rapat koordinasi atau rakor partai.

Sementara, paslon nomor urut dua, Joko Sutopo-Setyo Sukarno menggelar kampanye pertemuan terbatas sebanyak 14 kali. Tim Josss menyebut kegiatan itu bukan kampanye, tetapi rakor internal antara Setyo dengan pendukung.

"Pada sisi lain, konten kampanye yang diunggah di akun media sosial atau medsos masing-masing paslon hanya 30 konten," ungkap Bawaslu. 

Selain itu, kampanye kedua paslon melalui medsos yang didaftarkan di KPU hanya ada 30 konten. Akun milik tim Harjo terdapat empat konten yang diunggah, sedangkan akun tim Josss ada 26 konten. .

Pengawas juga tak menemukan adanya unsur pelanggaran pilkada pada konten kampanye yang diunggah di akun medsos kedua paslon.

"Hingga November ini belum ada dugaan pelanggaran kampanye. Kami masih terus mengawasi hingga tahapan kampanye selesai, 5 Desember nanti," kata Ali. 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Pendekatan Personal

Terkait hal ini, Ketua Tim Pemenangan Harjo, Suparmo mengatakan pihaknya menggelar kampanye dengan pendekatan personal. Kampanye model itu dijalankan dengan cara bersilaturahmi dengan tokoh masyarakat dan warga.

Politikus Partai Kebangkitan Bangsa atau PKB itu menilai pendekatan tersebut efektif untuk mendapatkan simpati masyarakat.

Selama tahapan kampanye ini mungkin kami tidak terlihat bergerak. Tapi sesungguhnya kami terus bergerak. Kami punya strategi kampanye tersendiri," kata dia.

Terpisah, Ketua Tim Pemenangan Josss, Sriyono mengaku pihaknya memang menghindari kampanye tatap muka. Hal itu untuk menghargai upaya para tenaga kesehatan atau nakes dan Satugas Tugas atau Satgas dalam memutus rantai penularan Covid-19.

Kalau pun ada pertemuan, hal tersebut bukan kampanye, melainkan rakor internal.

"Jika permintaan dari warga wilayah tertentu dipenuhi, warga dari wilayah lainnya pasti juga menginginkan hal sama. Kalau semua wilayah ada tatap muka bagaimana nanti jadinya. Sekarang ini masih pandemi Covid-19. Semua pihak harus mendukung upaya pencegahan penularan Covid-19," ujar Sriyono.

 

Simak berita Solopos.com lainnya di sini. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya