Liputan6.com, Jakarta - Lembaga survei Poltracking Indonesia merilis hasil surveinya tentang elektabilitas partai politik peserta Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Hasilnya, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) tetap berada di urutan pertama dengan elektabilitas sebesar 24,4%.
Sementara elektabilitas Partai Gerindra berada di urutan kedua sebesar 16,7%, disusul Partai Golkar sebesar 10,1%.
Direktur Riset Poltracking Indonesia, Arya Budi menyatakan, dua partai teratas yakni PDIP dan Gerindra konsisten mengalami kenaikan elektabilitas.
Advertisement
"PDIP konsisten di angka diatas 20% dan sedikit mengalami kenaikan di tahun politik. Kemudian ada Partai Gerindra juga mengalami kenaikan lebih jelas dari akhir tahun 2022 masih sekitar 11%, kemudian mengalami kenaikan agak lumayan 16%," ujar Arya dalam konpers daring, Sabtu (7/10/2023).
"Bisa jadi ini equal dengan efek yang dihasilkan oleh elektabilitas Prabowo. Jadi pemilih Prabowo kemudian tertarik untuk memilih Gerindra," sambungnya.
Berikut hasil survei terkait elektabilitas parpol peserta Pemilu 2024:
1. PDIP 24,4%
2. Gerindra 16,7%
3. Golkar 10,1%
4. PKB 9,3%
5. NasDem 9,1%
6. Partai Demokrat 6,9%
7. PKS 5,3%
8. PAN 4,3%
9. PPP 3,3%
10. Perindo 2,0%
11. PSI 0,3%
12. Partai Ummat: 0,2%
13. Partai Kebangkitan Nusantara (PKN): 0,2%
14. Partai Bulan Bintang (PBB): 0,1%
15. Partai Garuda: 0,1%
16. Partai Hanura: 0,1%
17. Partai Gelora: 0,1%
18. Partai Buruh: 0,1%
Sebagai informasi, survei Poltracking Indonesia ini dilakukan pada 3-9 September 2023, menggunakan metode stratified multistage random sampling dengan melibatkan 1.220 responden.
Survei dilakukan dengan wawancara tatap muka langsung dengan responden. Sementara Margin of error survei +- 2,9% dengan tingkat kepercayaan 95%.
Elektabilitas Prabowo Tertiggi, Disusul Ganjar dan Anies
Sebelumnya, Lembaga survei Poltracking Indonesia merilis hasil survei tentang elektabilitas bakal calon presiden (capres) 2024.
Hasil survei terbaru menunjukkan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto unggul dengan 38,9%, sementara Ganjar Pranowo: 37% dan Anies Baswedan berada di posisi buncit 19,9%.
"Selisihnya di antara Prabowo-Ganjar 1,4%, sementara Anies cukup jauh tertinggal dari Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo dalam simulasi individu ya," kata Direktur Eksekutif Poltracking Hanta Yuda, dalam rilis daring, Sabtu (7/10/2023).
Menurut Hanta, elektabilitas ketiga capres mengalami peningkatan dibandingkan survei bulan Juli lalu. Eelektabilitas Prabowo meningkat dari 37,5% menjadi 38,9%. Sementara Ganjar naik dari 35,9% menjadi 37% dan Anies Baswedan dari 15,3% menjadi 19,9%.
"Tapi yang penting adalah kita lakukan survei bulan Juli, tiga capres yang menjadi poros utama mengalami kenaikan bervariasi. Misal Prabowo ada sekitar 1,4%. Kemudian Ganjar Pranowo ada di 1,1% kemudian yang agak lumayan kenaikannya sekitar 4%," kata dia.
Sementara tren kenaikan elektabilitas tertinggi adalah Anies dibandingnkan capres lainnya.
"Ketiga capres yang agak naik Anies Baswedan. Kita tahu sebelum pengambilan data ada deklarasi cawapres Anies Baswedan," pungkasnya.
Advertisement
Prabowo Menang Head to Head Lawan Ganjar atau Anies
Calon Presiden (Capres) Prabowo Subianto terbukti mengantongi keunggulan jika berhadapan dengan Capres PDI Perjuangan Ganjar Pranowo dan Capres Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan dalam skema head to head.
Berdasarkan kepada hasil survei terbaru yang dikeluarkan Poltracking Indonesia, Prabowo masih terlalu tangguh baik bagi Ganjar dan juga Anies.
Direktur Riset Poltracking Indonesia, Arya Budi mengungkapkan jika pilpres berlangsung dua putaran, Prabowo sukses mengandaskan Ganjar dan juga Anies. Jika berhadapan dengan Anies, Prabowo berhasil mendapatkan dukungan tertinggi sebesar 51,2 persen, sedangkan Anies 28,3 persen.
“Sementara itu head to head yang lain adalah Prabowo dan Anies. Yang menarik adalah Prabowo unggul bahkan jika dua putaran terjadi dengan asumsi Cawapres berlaku konstan Prabowo unggul 51,2 persen, itu kalau menggunakan threshold, pemilu 50 persen, itu sudah mayoritas, kemudian Anies 28,3 persen. Pemilih yang tidak memilih dua – duanya itu ada di 20,5 persen,” kata Arya dalam paparan rilis survei nasional Poltracking Indonesia bertajuk Kekuatan Politik Elektoral Menuju Pendaftaran Capres-Cawapres 2024 yang diadakan secara daring, Sabtu (7/10).
Prabowo dan Ganjar Lebih Kuat dari Anies
Kemudian, di sisi yang lain, jika berhadap-hadapan dengan Ganjar, Prabowo kembali unggul jauh. Di dalam rilis terbaru Poltracking periode 3–9 September 2023 tersebut, Prabowo berhasil mendapatkan dukungan dengan total suara sebesar 46,1 persen.
“Lalu yang menarik jika kita hadap–hadapkan capres terkuat ya Prabowo dan Ganjar yang memang neck to neck, jika kita hadap hadapkan di sini praktis jaraknya kemudian melebar di luar margin, jadi ini di luar 2,9 persen, unggul Prabowo di angka 46,1 persen kemudian Ganjar 39,8 persen, yang menjawab tidak tahu di angka 14,1 persen,” tuturnya.
Arya menjelaskan, jika dilihat dari survei Poltracking head to head sebelumnya antara Prabowo dan Anies ada para pemilih yang tidak tahu dan tidak menjawab sebesar 20,5 persen.
Ia melanjutkan, besarnya angka pemilih yang tidak tahu dan tidak menjawab itu kemungkinan besar merupakan para pemilih Anies yang beralih mendukung Prabowo.
Advertisement