Liputan6.com, Jakarta Menjelang pemilihan umum (Pemilu) 2024, Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin meminta kepada seluruh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) menyelenggarakan pemilu dengan baik dan menjaga netralitas, tidak terkecuali bagi KBRI Bratislava, Slovakia.
“Saya mengimbau kepada seluruh KBRI di luar negeri supaya menyelenggarakan pemilu dengan baik dan ada netralitas dari pihak Kedutaan Besar RI agar pemilu berjalan dengan jujur, adil, dan bersih," ujar Ma'ruf di Bratislava, Slovakia, dikutip Minggu (26/11/2023).
Baca Juga
Dia juga meminta penyelenggaraan pemilu di KBRI luar negeri tanpa ada tekanan ataupun pesanan dari pihak manapun.
Advertisement
"Tidak ada tekanan dari mana-mana, supaya berjalan dengan yang kita harapkan," jelas Ma'ruf.
"Supaya kualitas demokrasi kita itu menjadi lebih baik," sambung dia.
Sementara itu, Duta Besar RI di Bratislava Pribadi Sutiono menyebutkan, KBRI Bratislava telah memiliki Panita Pemilihan Luar Negeri (PPLN) dan tercatat sejumlah 330 orang warga negara Indonesia (WNI) yang tercantum dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) di Bratislava, Slovakia.
"Kami sudah mempunyai PPLN di Kedubes RI di Bratislava, dan saat ini DPT kami sudah tercatat 330 orang warga negara Indonesia," kata Pribadi.
Menurut Pribadi, KBRI Bratislava akan menyelenggarakan Pemilu lebih awal, yaitu 10 Februari 2024 agar di tanggal 14 Februari 2024 hasil pungutan suara di KBRI Bratislava dapat tiba di Jakarta.
"Kita berbeda dengan di Jakarta, akan memulai pemilunya itu tanggal 10 Februari 2024 mulai pukul 10.00 sampai 18.00. Dilakukan lebih awal karena supaya sampai di Jakarta di tanggal 14 Februari, sudah selesai. Itu persiapan kami," ungkapnya.
"Insyaallah akan bisa berjalan dengan jujur dan adil sesuai dengan yang disampaikan Pak Wapres tadi," pungkas Pribadi.
Ma'ruf Amin Ungkap Keakraban Indonesia dengan Slovakia
Di sisi lain, Ma'ruf Amin mengatakan bahwa Indonesia memiliki sejarah panjang dengan Slovakia, mengingat Slovakia adalah pecahan atau pernah menjadi bagian dari Cekoslovakia atau kini dikenal sebagai Ceko.
Presiden Pertama RI Soekarno sudah beberapa kali berkunjung ke Ceko. Dan, Indonesia-Ceko menjalin persahabatan erat sejak era Bung Karno.
"Dulu dengan Indonesia negara ini memang sangat akrab, masih satu negara Cekoslovakia, zaman Bung Karno itu kan. Dengan Yugoslavia, sekarang Slovakia sudah berpisah, Ceko sendiri, Slovakia sendiri," kata Ma'ruf di Bratislava, Slovakia, Minggu (26/11/2023).
Dia mengatakan, Slovakia juga memiliki hubungan baik dengan Indonesia dan hingga kini kerja sama antara kedua negara terus berlanjut dari sektor perdagangan pangan hingga automotif.
"Slovakia ini juga punya hubungan yang baik dengan kita, beberapa ekspor kita, ada kopi, ada teh, dan juga ada sparepart, mobil mobil, di sini kan banyak mobil dan juga saya dengar di sini banyak pabrik senjata, kita menjual peluru di sini, jadi dari kita, jadi hubungan perdagangan cukup besar," jelas Ma'ruf.
Rencananya, pada Minggu (26/11/2023) siang waktu setempat, Ma'ruf akan bertemu dengan WNI di Slovakia dan juga pengusaha yang bergerak di bidang industri halal.
"Selain bertemu masyarakat kita di sini juga dengan islamic foundation. Dan bicara dengan pengusaha halal. Kita akan bertemu di sini. Jadi sebenarnya hubungan kita dengan negeri ini banyak," pungkas Ma'ruf Amin.
Advertisement
Hubungan Diplomatik Indonesia-Slovakia
Dikutip dari situs Kemlu, Indonesia dan Slovakia telah menjalin hubungan diplomatik yang baik sejak 1993. Kunjungan Tingkat Tinggi dilakukan pada tahun 2002 era Presiden Megawati dan tahun 2011 dilakukan kunjungan balasan oleh Presiden Slowakia ke Indonesia.
Pada kesempatan kunjungan kenegaraan Presiden Slovakia ke Indonesia, 9-12 Oktober 2011, telah disepakati peningkatan hubungan bilateral pada 9 sektor prioritas yaitu: (1) Ketahanan Pangan, (2) Energi Terbarukan, (3) Perdagangan dan Investasi, (4)Perbankan, (5)Media Massa dan Penyiaran, (6) Kerjasama antar Lembaga Pendidikan Tinggi, (7) Infrastruktur dan Manufaktur, (8) Pariwisata, (9) People-to-people Contact (Kerjasama sosial dan budaya).
Pemerintah Indonesia memiliki 17 (tujuh belas) perjanjian bilateral yang telah ditandatangani antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Slowakia.
Saat ini, Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Slovakia sedang menjajaki penandatanganan MoU di bidang pertahanan. Sejalan dengan pembahasan MoU tersebut, Perusahaan Indonesia di bidang peralatan militer (Republik Defesindo) pun melakukan penjajakan pembelian peralatan militer (alat komunikasi militer, amunisi artileri, kendaraan amfibi baja beroda rantai).