Kampanye di Lampung, Sekjen PDIP Jelaskan Ganjar Disebut Presiden Rakyat

Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyebut calon presiden Ganjar Pranowo sebagai presiden rakyat lantaran berasal dari kalangan rakyat biasa yang ketika terpilih akan mewujudkan program-program kerakyatan.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 28 Jan 2024, 14:40 WIB
Diterbitkan 28 Jan 2024, 14:40 WIB
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto di hadapan ribuan massa di Lapangan Kampung Sawah Brebes, Bandarlampung, Minggu, (29/1/2024). (Foto: Dokumentasi PDIP).

Liputan6.com, Jakarta Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyebut calon presiden Ganjar Pranowo sebagai presiden rakyat lantaran berasal dari kalangan rakyat biasa yang ketika terpilih akan mewujudkan program-program kerakyatan.

Hal ini disampaikan Hasto saat kampanye terbuka di hadapan ribuan massa di Lapangan Kampung Sawah Brebes, Bandarlampung, Minggu, (29/1/2024).

Ini berawal saat dia menyampaikan salam dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Dia menyebut Megawati selalu memikirkan bagaimana bangsa ini bisa hebat, bisa berdikari, bagaimana petaninya bisa makmur, bagaimana petaninya cukup pupuk, memiliki benih-benih unggul bagi membangun kedaulatan pangan kita.

"Untuk itu, Ibu Megawati telah menetapkan, dengan dukungan PPP, Perindo, Hanura dan PDIP, serta dukungan para relawan terhadap seorang pemimpin yang betul-betul menjadi presiden rakyat, dia adalah Ganjar Pranowo," kata Hasto.

"Jadi, Pak Ganjar adalah presiden rakyat. Pak Ganjar berpihak pada wong cilik. Kenapa? Karena Pak Ganjar berasal dari kita, Ganjar Pranowo adalah kita. Beliau dari kalangan rakyat biasa, Pak Ganjar bukan dari kalangan elit, Pak Ganjar dari rakyat dari saudara-saudara sekalian," sambungnya.

Maka, Hasto mengatakan Megawati berpesan, memilih pemimpin itu harus hati-hati. Lalu, Hasto mengutip Bung Karno yang mengatakan, kaum perempuan adalah jalan peradaban Indonesia Raya kita.

"Indonesia maju kalau perempuannya maju. Kenapa? Karena dari perempuan kita mempersiapkan anak-anak dari rahim ibu, agar gizinya cukup. Maka Pak Ganjar tahu, ketika Pak Ganjar blusukan di tengah rakyat, bahkan tidur di rumah-rumah rakyat, Pak Ganjar menerima dan mendengar masukan dari para ibu. Betapa dari kandungan ibu-ibu akan lahir anak-anak yang sehat, yang pintar, yang hebat, apabila cukup gizi. Apabila bantuan dari negara tepat sasaran," urai Hasto.

KTP Sakti

Hasto menuturkan, Ganjar saat melakukan blusukan melihat masih banyak anak yang belum mendapat kesempatan sekolah, masih banyak anak yang belum mendapatkan gizi yang cukup bagi kemajuan bangsa ini. Karena itu,  bantuan-bantuan yang sering salah sasaran itu harus disempurnakan.

Ganjar tahu bahwa suara rakyat adalah kebenaran tertinggi dalam menentukan pemimpin masa depan.

Maka syaratnya Indonesia akan makmur apabila wong cilik diperhatikan terlebih dahulu, apabila wong cilik dari bayi bayi yang ada dalam kandungan mendapatkan gizi yang cukup terlebih dahulu.

Maka Kartu Pintar saja tidak cukup, Kartu Indonesia Sehat saja tidak cukup, PKH saja tidak cukup, Bansos, BLT semuanya penting bagi wong cilik.

"Oleh karena itu, Ganjar memiliki program yang namanya KTP Sakti. Satu kartu terpadu Indonesia. KTP Sakti ini adalah kartu terpadu dari seluruh program yang baik pemerintahan Jokowi. Kartu Indonesia Pintar, Kartu Indonesia Sehat, Pra Kerja, Bansos, BLT yang sebelumnya banyak yang salah sasaran, maka oleh kepemimpinan Pak Ganjar- Prof. Mahfud nanti akan dijadikan satu menjadi KTP Sakti," papar Hasto.

Gunakan Waktu Sebaiknya

Hasto pun meminta waktu pencoblosan yang sebentar lagi harap dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

"17 hari lagi 14 Februari 2024 rakyatlah yang berdaulat menentukan pemimpinnya. Maka 17 hari ke depan gunakan waktu dengan sebaik-baiknya untuk turun ke bawah, perkenankan lah KTP Sakti ini ketika saudara turun ke bawah, ketuklah pintu-pintu rakyat, karena kita tahu, bahwa yang namanya rakyat akan memilih pemimpin yang berprestasi, pemimpin yang jujur, pemimpin yang berasal dari rakyat, bukan dari kalangan elit," kata Hasto.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya