Kenali Indikasi Rumah Bebas Banjir

Jika membeli rumah yang dibangun oleh pengembang (developer), ada baiknya mencari klaster yang konsep saluran airnya sudah tertutup.

oleh Fathia Azkia diperbarui 31 Okt 2016, 18:23 WIB
Diterbitkan 31 Okt 2016, 18:23 WIB
rumah bebas banjir
Tips Cari Rumah Bebas Banjir

Liputan6.com, Jakarta Setiap orang pasti sebisa mungkin menghindari rumah di daerah yang kerap dilanda banjir saat musim hujan tiba.

Bagi warga Jakarta, banjir merupakan tragedi yang sudah dianggap layaknya ‘tamu tahunan bahkan bulanan’. Beruntung, pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tengah menyelesaikan sodetan Ciliwung ke Kanal Banjir Timur.

Sodetan yang terbuat dari pipa besar itu masing-masing berdiameter dalam 3,5 meter dan diameter luar 4,05 meter. Ditargetkan pembangunan sodetan akan rampung pada Desember 2016 dan rencananya mulai beroperasi pada awal 2017. Kesimpulannya, sejumlah kelurahan di Jakarta bebas banjir di 2017.

Berita menggembirakan ini sepatutnya dialami juga oleh kota lain di luar Jakarta. Sedikit kilas balik, lokasi vital di Bandung yakni Pasteur pekan lalu diterjang banjir setinggi 2 meter. Banjir yang terjadi menurut pihak terkait, disebabkan buruknya drainase di kawasan tersebut.

Menyeleksi rumah bebas banjir mungkin terasa mudah bila Anda mengincar kawasan premium. Namun faktanya, kawasan ternama seperti Kemang dan Cipete pun sempat disambangi banjir. Lantas bagaimana siasat yang lebih jitu?

Dihubungi Rumah.com pada Senin, 31/10, Direktur Development and Design PT. Dewata Joso Property, Bintang Archidenta menuturkan, kawasan prestise pun tidak menjamin rumah Anda terhindar dari genangan air.

“Kuncinya adalah riset. Oleh karena itu, sebelum membeli rumah penting untuk memastikan apakah kawasan ini pernah dilanda banjir. Tanyakan hal ini kepada Rukun Tetangga/Rukun Warga setempat. Kalau perlu, tanya beberapa tetangga sekitar untuk mengonfirmasi kebenarannya,” terangnya.

Berbicara riset, konsumen sebenarnya bisa melewati tahapan ini secara tepat dan cepat hanya dengan membaca Review Properti yang disajikan Rumah.com.

Ulasan lengkap tersebut akan membahas segala hal yang berkaitan dengan suatu proyek, -baik apartemen, rumah, maupun ruko- dengan menjelaskan kondisi lokasi beserta propertinya. Bahkan Anda juga bisa mengetahui perbandingan harga properti di satu lokasi sama melalui ulasan ini.

Underground lebih baik

Jika membeli rumah yang dibangun oleh pengembang (developer), Bintang melanjutkan, ada baiknya mencari klaster yang konsep saluran airnya sudah tertutup.

“Hindari klaster yang gorong-gorong di depan rumahnya masih menganga. Selain untuk tujuan estetika kompleks huniannya, selokan yang tertutup mencegah sampah masuk ke sana, baik disengaja maupun tidak disengaja oleh penghuninya,” ucap pria berusia 26 tahun ini.

Kompleks hunian pun bisa saja tergenang banjir bila terdapat masalah sampah menumpuk di saluran. Kendati demikian, banjir mungkin tidak separah seperti kawasan yang dilanda banjir karena jebolnya suatu tanggul.

“Tidak hanya perhatikan kondisi dalam perumahan, tapi juga di luar perumahan yang Anda incar. Cek apakah kondisi drainase lingkungannya dalam keadaan baik atau sedikit buruk,” katanya.

Manajemen sampah yang tidak benar dapat menyebabkan tersumbatnya sistem drainase. Selanjutnya masalah ini bisa menyebabkan meluapnya air, akibat berkurangnya debit air yang dapat ditampung dan disalurkan oleh drainase.

Pertambahan jumlah penduduk pun menjadi masalah sendiri bagi daya tampung drainase. Meningkatnya jumlah penduduk berarti bertambahnya infrastruktur, yang diiringi oleh bertambahnya jumlah limbah yang dikeluarkan ke lingkungan.

“Satu yang jarang terpikirkan konsumen saat cari rumah bebas banjir adalah tidak memerhatikan kehadiran pasukan bersih di lokasi idaman. Padahal, rutinnya pasukan bersih berkunjung, sama dengan minimnya risiko banjir melanda lokasi tersebut,” tutup Bintang.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya