Harga Rumah Mewah di Tangsel Lesu

Meski tidak terlampau signifikan, akan tetapi median harga rumah di Tangsel sebenarnya kurang mumpuni sejak Q2 2017

oleh Fathia Azkia diperbarui 12 Jul 2017, 08:58 WIB
Diterbitkan 12 Jul 2017, 08:58 WIB
rumah di Bintaro
Ilustrasi

Liputan6.com, Jakarta Merujuk pada data Rumah.com Property Index terbaru selama kuartal II (Q2) 2017, pergerakan harga rumah tapak untuk rentang Rp1 miliar-Rp2 miliar di Tangerang Selatan mengalami penurunan dibandingkan Q1 2017.

Meski penurunan tidak terlampau signifikan, hanya sebesar 1%, akan tetapi median harga rumah di wilayah tersebut sebenarnya kurang mumpuni sejak Q2 2016. Catatannya sebagai berikut.

Median harga rumah tapak di Tangerang Selatan untuk rentang Rp1 miliar – Rp2 miliar

 

Q1 2016

Q2 2016

Q3 2016

Q4 2016

Q1 2017

Q2 2017

Harga Median (juta/meter persegi)

13,24

13,39

13,57

13,84

13,89

13,75

Kenaikan/Penurunan

 

1,19%

1,33%

1,97%

0,36%

-1,00%

Baca juga: Harga Apartemen Tangerang Selatan Tumbuh 2,13%

Penurunan ini, menurut Country Manager Rumah.com, Wasudewan, disebabkan lantaran penjualan sekaligus minat masyarakat untuk membeli atau berinvestasi rumah seharga Rp1 miliar-Rp2 miliar tengah berada di titik jenuh.

“Banyaknya perumahan atau klaster baru kelas menengah-bawah di sekitar Tangsel yang menawarkan harga kurang dari Rp1 miliar, membuat konsumen lebih tertarik dengan hunian tipe ini. Di samping pertimbangan lainnya adalah konsumen tetap punya akses mudah dalam memanfaatkan fasilitas kawasan hunian terpadu seperti BSD dan Alam Sutera,” katanya.

(Ini 3 Perumahan di Tangerang Selatan di Bawah Rp 800 Jutaan)

Benar saja, berdasarkan data Rumah.com Property Index median harga untuk rumah tapak di Tangsel rentang Rp350 juta-Rp1 miliar memang mengalami peningkatan. Pada Q1 2017 harga masih dibanderol Rp9,17 juta per meter persegi dan naik menjadi Rp9,31 juta atau 1,60% di Q2 2017.

“Perkembangan rumah dengan harga di bawah Rp1 miliar terbilang cukup gesit. Salah satu klaster di kawasan Buaran, Serpong, mengalami peningkatan rata-rata 12% tiap tahun. Sedangkan dari tanah, peningkatan harga tanah per meter persegi di wilayah tersebut mencapai antara Rp500 ribu-Rp1 juta per tahun, tergantung lokasi,” Wasudewan menambahkan.

Peningkatan harga rata-rata di kawasan yang sudah lebih dulu berkembang, seperti BSD maupun Alam Sutera, dibanding angka kenaikan harga tanah di wilayah non kawasan terpadu memang relatif kecil.

Berdasarkan catatan Review Properti pada tahun lalu, harga lahan di kawasan Alam Sutera terpantau sudah tinggi mencapai kisaran Rp19 jutaan per meter persegi. Sementara harga tanah di kawasan terpadu BSD sedikit lebih rendah yakni Rp17 juta per meter persegi.

Meski demikian, peningkatan untuk non kawasan terpadu diperkirakan akan terus berlangsung, terutama dengan makin diperbaikinya infrastruktur kawasan ini.

“Salah satu proyek infrastruktur yang bakal digandrungi warga Tangsel ialah tol JORR 2 dengan ruas Kuciran – Serpong sepanjang 11,19 km, Serpong-Cinere 10,14 km, dan Serpong – Balaraja 30 km. Kehadiran tol baru ini, selain dapat menambah akses jalan menuju Tangsel dan wilayah-wilayah satelit lainnya, juga sudah pasti akan meningkatkan nilai investasi di kawasan tersebut,” jelasnya.

Tangerang Selatan hingga kini masih menyimpan ratusan perumahan baru dengan harga Rp350 juta-Rp2 miliar. Penasaran di mana saja lokasinya? Klik di sini! 

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya