Liputan6.com, Jakarta Sejak tahun 2019 lalu sektor properti sesungguhnya telah menunjukan tren peningkatan. Hampir di seluruh sektor properti mulai rumah, apartemen, perkantoran, shophouse, hotel, industri, hingga pergudangan telah menunjukan tren penjualan yang meningkat.
Peningkatan ini terjadi hampir di seluruh wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Untuk Bogor, Sentul mengalami tren peningkatan yang cukup bagus. Namun sayangnya pandemi corona virus disease 2019 (Covid-19) yang melanda Indonesia akhir Maret lalu mulai berimbas ke sektor properti.
Baca Juga
Cari hunian dengan nuansa pegunungan yang berhawa sejuk namun punya akses mudah ke Jakarta? Cek aneka pilihan huniannya di kawasan Sentul, Bogor dengan harga di bawah Rp1 M di sini!
Advertisement
Langkah untuk mengurangi penyebaran Covid-19 ini semua orang harus berjaga jarak, melakukan isolasi di rumah, hingga bekerja dari rumah atau work from home (WFH). Hal ini jelas berdampak bagi sektor properti. Apalagi ketika membeli properti orang wajib mengunjungi lokasi untuk melihat show unit maupun ke proyeknya langsung.
Dengan perkembangan teknologi ada beberapa hal yang bisa disiasati dari situasi ini, misalnya browsing hingga melihat show unit maupun progres proyek melalui teknologi 360 derajat. Hal seperti ini jelas membantu, terutama jika pembelinya tidak punya waktu untuk datang ke lokasi.
Sangat membantu juga jika jaraknya memang jauh. Semisal pembelinya tinggal di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara dan proyeknya seperti LRT City Royal Sentul Park yang berada di Bogor.
Manfaatkan Stimulus Pandemi dari Pemerintah
Menurut pengamat properti dan CEO Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda, situasi pasar properti yang terpukul akibat pandemi Covid-19 bukannya meniadakan konsumen properti. Pasar tetap ada dan besar hanya saja prioritasnya saat ini lebih kepada keselamatan dan kesehatan.
“Situasi ini membuat disrupsi teknologi semakin cepat dan mau tidak mau harus segera dilakukan. Kendati ada pandemi, sesungguhnya pasar tetap ada. Hanya pengembang yang siap dengan konsep digital marketing yang melakukan promosi yang bisa meraih pasar besar nanti saat situasi mereda,” ujarnya.
Temukan juga beragam tips, panduan, dan informasi mengenai pembelian rumah, kpr, pajak, hingga legalitas properti di Panduan Rumah.com.
Situasi saat ini jadi lebih berat karena menurun drastisnya penjualan. Menurut Ali harus disiasati oleh pengembang dengan melakukan konsolidasi ke dalam dan memangkas pos-pos dana yang bisa dihemat
Kendala cashflow yang berat karena penurunan penjualan harus diatur sedemikian rupa dengan dikombinasikan melalui stimulus yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk mengatasi pandemi ini.
“Kemarin pasar properti kita lesu akibat dampak psikologis yang lebih besar walaupun pondasi ekonomi sebenarnya bagus. Sekarang dampak akibat pandemi ini membuat orang menahan diri, tapi di sisi lain menjadi lebih banyak yang mengakses online untuk mencari informasi properti,” tukas Ali.
Menurut Ali, pasar dari segmen media sosial ini yang harus dimanfaatkan pengembang dengan tetap berpromosi dan memperkuat digital marketingnya. Yang bisa dilakukan saat ini antara lain dengan membuat konsep nabung properti, booking dengan mulai mencicil periode tertentu.
Cari apartemen dengan view indah di kawasan Sentul, Bogor? Cek aneka pilihan apartemennya dengan harga di bawah Rp1 M di sini!
Pengembang juga bisa memaparkan secara lengkap terkait proyeknya dengan menggunakan berbagai channel maupun media sosial seperti Instagram, Twitter, Facebook, dan lain sebagainya.
Advertisement
Strategi Pengembang LRT City di Masa Pandemi
Salah satu pengembang yang responsif terhadap masa pandemi ini adalah PT Adhi Commuter Properti (ACP), khususnya untuk proyek-proyek LRT City yang sudah dalam proses pembangunan seperti LRT City Royal Sentul Park (RSP) seluas 14,8 ha di Sentul, Bogor, Jawa Barat.
LRT City merupakan proyek transit oriented development (TOD) yang dikembangkan terintegrasi dengan pengembangan transportasi masal lintas raya terpadu (LRT) yang dikembangkan induk ACP, PT Adhi Karya (Peresero) Tbk.
Menurut Manager RSP Nanang Safrudin Salim, pihaknya mempersiapkan beberapa hal terkait pandemi Covid-19, khususnya dari sisi digital marketing. Misalnya show unit dengan teknologi 360 derajat, video journey progres proyek dan kawasan yang bisa dilihat melalui Facebook, Instagram, maupun Whats App sehingga konsumen tidak perlu datang ke lokasi.
Ingin punya rumah sendiri? Temukan aneka cerita yang menginspirasi seputar perjuangan wujudkan mimpi punya rumah sendiri hanya di Cerita Rumah.
Pengembang ini juga sudah punya sistem agar konsumen bisa melakukan booking secara online. Jadi sekalipun dalam masa mengisolasi diri di rumah, konsumen bisa melihat progres proyek melalui video, show unit, dan lainnya hingga melakukan booking dengan pembayaran ditransfer. Jika diperlukan juga bisa bertemu terkait booking maupun legalitas dokumen.
Nanang meyakini masih ada banyak potensi di Sentul, Bogor. Khususnya dari kenaikan nilai investasi di proyek RSP karena progres pembangunannya masih terus berlanjut dan beberapa fasilitas juga sudah beroperasi.
Saat ini di RSP sudah ada pusat kuliner Padi Emas hingga tempat wisata Taman Kupu- Kupu. Akhir tahun ini juga akan dibuka fasilitas baru yaitu Mal The Boutique Walk (Mal B-Walk), mal tiga lantai seluas 17.700 m2.
Saat proyek ini dipasarkan tahun 2017 lalu, harga tipe studio berukuran 22 m2 Rp299 juta dan menjadi Rp407 juta saat topping off tower pertamanya (1.600 unit) 17 Agustus 2019. Kenaikannya mencapai lebih dari Rp100 juta dalam waktu dua tahun.
Dengan progres proyek maupun kawasan, seperti pelebaran jalan yang tengah berlangsung, unit apartemen di RSP masih akan terus meningkat. Saat ini harga unit apartemen dimulai dari Rp428 juta untuk tipe Studio hingga Rp1 M untuk tipe 2 Bedroom.
“Perkembangan yang baik ini tidak terlepas dari kawasan Sentul yang akan menjadi next CBD di Bogor. Selain wilayahnya merupakan destinasi wisata, keberadaan hotel di daerah Sentul juga okupansinya cukup baik, nantinya kami juga akan menghadirkan hotel di dalam kawasan. Itu akan semakin menambah potensi investasi dari unit di RSP,” tandas Nanang.
Sebagai perusahaan anak usaha BUMN, ACP juga ikut berperan aktif terkait pandemi Covid-19. Sejak wabah ini mencuat di Indonesia pada bulan Maret 2020 lalu, ACP mengalokasikan 1 persen dari setiap satu unit apartemen yang terjual untuk disumbangkan pada penanganan Covid-19.
Itulah strategi yang diterapkan pengembang properti di kawasan Sentul, Bogor di masa pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Jadi mau cari rumah, ruko, apartemen, atau investasi properti? Pahami potensi wilayahnya mulai dari fasilitas, infrastruktur, hingga pergerakan tren harganya lewat Area Insider.
Hanya Rumah.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah