Liputan6.com, Jakarta RumahCom - Pasar Gede Hardjonagaro atau populer disebut Pasar Gede merupakan pasar tertua di kota Solo, Jawa Tengah. Pasar yang kini berusia 92 tahun ini didirikan pada masa Paku Buwono X oleh arsitek Belanda bernama Ir. Thomas Karsetendan. Tidak heran bila unsur historis kental terasa dari struktur bangunan di Pasar Gede Solo.
Termasuk pula dengan hadirnya becak kayuh yang turut menguatkan keotentikan Pasar Gede sebagai pasar tradisional. Hingga kini, Pasar Gede Solo ini tetap menjadi pusat perbelanjaan favorit di kota Solo selama masa pandemi.
Menurut Agus Suharto Kepala Pasar Gede Surakarta, becak merupakan salah satu moda transportasi yang digunakan dalam melakukan aktivitas ekonomi di Pasar Gede Solo. “Ibu-ibu biasanya pergi ke pasar diantar becak. Atau pedagang membawa barang-barang dagangannya. Hampir kegiatan ekonomi yang berlangsung di Pasar Gede Solo ini masih menggunakan becak,” imbuhnya.
Advertisement
Selain mendukung aktivitas ekonomi di Pasar Gede Solo, Penggiat Seniman Kota Solo, Yeyen Wahyono menambahkan bahwa becak turut andil dalam mempromosikan wisata di Kota Solo, Jawa Tengah. “Pasar Gede Solo praktis menjadi destinasi wisata karena letaknya yang berdekatan dengan Balaikota Solo dan Kelenteng Vihara Avalokitesvara Tien Kok Sie. Adanya moda transportasi becak di Pasar Gede Solo ini membantu para wisatawan menikmati setiap sudut kota Solo ini secara perlahan dan santai,” ucap Yeyen.
Pengayuh Becak di Pasar Gede Solo, Bagong mengisahkan bahwa dirinya telah menekuni profesinya hingga puluhan tahun dan memiliki beragam pengalaman, baik suka maupun duka. “Saya senang bisa membantu orang lain pergi ke pasar, mengangkut barang-barang, dan mengajak wisatawan berkeliling menikmati suasana di seputar Pasar Gede Solo ini. Meskipun ada sedikit penurunan pendapatan di masa pandemi, saya tetap bersyukur tetap dapat mencukupi kebutuhan keluarga,” tegas Bagong.
Program Pengecatan 77 Becak di Pasar Gede, Solo
Melihat bahwa becak kayuh mendukung ekonomi dan pariwisata di Pasar Gede Solo, maka Nippon Paint melalui serangkaian program CSR Warnai Kehidupan #ColouringLives bagi pengayuh becak yang terdampak pandemi di Pasar Gede, Solo. Adapun program CSR ini fokus pada 5 dari 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB, meliputi; Kehidupan Sehat & Sejahtera, Pendidikan Berkualitas, Pekerjaan Layak & Pertumbuhan Ekonomi, Mengurangi Kesenjangan, hingga Penataann Kota & Permukiman Ramah Lingkungan.
“Pengecatan pada 77 becak di Pasar Gede, Solo ini agar tampilan becak menjadi lebih menarik, bersih, dan layak digunakan. Nippon Paint memberikan 184 liter cat Nippon Bee Brand 1000 warna merah dan putih. Diharapkan warna ini dapat mewakili semangat para pengayuh becak untuk tetap berkarya dan berkontribusi terhadap ekonomi dan pariwisata di Pasar Gede Solo dan sekitarnya,” ungkap Topan Wijaksono, Area Sales Manager Nippon Paint Indonesia.
Selaras dengan Topan, Agus Suharto mengapresiasi donasi yang diberikan oleh Nippon Paint terhadap para pengayuh becak. “Apa yang dilakukan Nippon Paint turut mewarnai suasana di Pasar Gede Solo. Becak-becak yang tadinya kusam kini lebih berwarna dan terlihat ikonik dengan warna merah dan putih. Daya tarik tersebut mendorong pengunjung Pasar Gede Solo untuk menggunakan becak,” ujar Agus.
Yeyen pun menimpali bahwa CSR Nippon Paint ini membuat becak-becak semakin artistik. “Warna merah dan putih melambangkan keberanian dan ketulusan ini semakin menguatkan becak sebagai bagian dari budaya dan ekonomi. Diharapkan becak-becak semakin diminati oleh warga sekitar. Selain itu, becak juga merupakan salah satu kendaraan yang ramah lingkungan,” tambahnya.
Jadi mau cari rumah, ruko, apartemen, atau investasi properti? Pahami potensi wilayahnya mulai dari fasilitas, infrastruktur, hingga pergerakan tren harganya lewat AreaInsider.
Hanya Rumah.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah
Advertisement