Liputan6.com, Mataram - Sitah, nenek sebatang kara yang menderita penyakit sirosis hati, kini terpaksa menghabiskan masa tuanya dengan hidup terisolasi di sebuah kamar khusus yang disiapkan oleh Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Puspa Karma, Mataram, Nusa Tenggara Barat.
Lansia berusia 72 tahun itu pada Kamis siang, diantar menggunakan troli keluar dari ambulans Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Mataram menuju ruang khusus PSTW Puspa Karma.
"Kita sudah siapkan sebuah kamar khusus untuk nenek Sitah, dan terpisah dari penghuni lainnya. Karena dari keterangan dokter, disebutkan bahwa penyakit yang diderita nenek Sitah ini dapat menular," ucap Kepala PSTW Puspa Karma Mataram Ahim Iskandar seperti dikutip Antara di Mataram, Kamis (18/2/2016).
Baca Juga
Sang nenek keluar dari ruang perawatan RSUD Kota Mataram, karena dokter setempat menyatakan sudah tidak sanggup lagi memberikan penanganan kesehatan atas penyakit yang dideritanya.
"Berdasarkan surat keterangan dokter RSUD Kota Mataram, nenek Sitah harus pulang. Tapi pihak rumah sakit bilang, nenek Sitah ini tidak punya keluarga, jadi dia ditampung di sini (PSTW Puspa Karma Mataram)," beber Ahim.
Dikhawatirkan Menular
Risiko itu diambil setelah pihak Dinas Kesehatan Kota Mataram mendesak PSTW Puspa Karma Mataram untuk merawat nenek Sitah yang hidup sebatang kara ini. Walaupun sebelumnya pihak PSTW Puspa Karma Mataram menolak kehadiran nenek Sitah karena ada catatan penyakit yang dikhawatirkan dapat menular ke penghuni lainnya.
"Sebenarnya syarat untuk dapat tinggal di panti ini harus sehat lahir batin dan tidak ada catatan penyakit menular. Kasus seperti nenek Sitah ini tidak boleh," imbuh Ahim.
Ia menegaskan, PSTW Puspa Karma Mataram tidak memiliki tempat tinggal khusus untuk menampung wanita lansia seperti nenek Sitah ini.
Alhasil, pihak PSTW Puspa Karma Mataram menyulap ruang tamu yang ada di Wisma Anjani-nya menjadi ruangan khusus bagi Nenek Sitah. "Kita pisahkan nenek Sitah dengan penghuni lainnya, karena kami tidak berani mengambil risiko lagi, karena penyakit yang dideritanya menular," papar Ahim.
Ia menjelaskan, jenis penyakit sirosis hati yang terjadi akibat infeksi virus hepatitis kronis aktif ini dapat menular melalui darah maupun cairan yang dikeluarkan tubuh.
"Jadi nanti kontak dengan penghuni lain kita akan batasi, dari handuknya, alat makannya. Karena penyakit jenis ini dapat menular ke orang lain melalui keringat, air liur, atau pun darah," kata Ahim.
Kemudian untuk penanganan kesehatan Nenek Sitah, Ahim pun tidak berani mengambil tindakan. Sebab, ia menegaskan, PSTW Puspa Karma Mataram hanya bertugas untuk merawat para penghuni yang seluruhnya merupakan lansia.
"Kita tidak punya dokter di sini, yang ada perawat, jadi hanya sebatas merawat saja," ujar Ahim.
Sehingga untuk penanganan penyakit yang diderita Nenek Sitah ini, Ahim nantinya akan berkoordinasi dengan pihak Dinas Kesehatan Kota Mataram. Terutama agar sewaktu-waktu kondisi kesehatannya memburuk, nenek Sitah dapat langsung dirujuk ke rumah sakit terdekat tanpa perlu khawatir masalah administrasi.
"Jadi kami berharap nantinya jika sewaktu-waktu nenek Sitah sakit, pihak RSUP NTB ataupun RSUD Kota Mataram siap menerima rujukan kami," tutup Ahim.