Liputan6.com, Pekanbaru - Penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Riau mengirimkan contoh DNA kedua orangtua Angelika Boru Pardede (11), korban penculikan dan pembunuhan di Desa Pasir Putih, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Riau.
Menurut Kabid Humas Polda Riau AKBP Guntur Aryo Tejo, penyidik masih menunggu dua pekan sebelum hasil uji DNA dikeluarkan Pusat Dokter dan Kesehatan Mabes Polri.
"Sudah dikirim ke Jakarta. Hasilnya dua minggu akan dikeluarkan," ucap Guntur, Jumat (1/4/2016).
Menurut Guntur, tes DNA sangat diperlukan untuk memastikan apakah jasad yang ditemukan di semak-semak pada 23 Maret lalu merupakan tubuh Angelika.
"DNA sangat diperlukan, meski pemeriksaan forensik dan antemortem sudah dilakukan," jelas Guntur.
Baca Juga
Sementara itu, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Riau Kombes Rifai Sinambela menyebutkan pihaknya sudah memeriksa lebih dari enam saksi dalam kasus itu.
"Sudah ada tambahan, selain enam orang saksi sebelumnya. Ada juga teman-teman terdekat dari korban yang diperiksa," sebut Rifai.
Hingga kini, kepolisian mengaku belum mendapat titik terang siapa pelaku yang diduga menculik dan membunuh Angelika. Sebelumnya, teman Angelika bernama Rizki mengaku melihat lelaki berbadan besar, tinggi, berjaket hitam dan menggunakan sepeda motor terlihat membawa korban sebelum hilang.
"Penyidik masih bekerja di lapangan. Nanti akan diceritakan semuanya secara jelas jika pelakunya tertangkap," kata Rifai.
Angelika Boru Pardede (11) menghilang setelah pamit untuk meminjam buku pada temannya dan menghilang. Dua pekan kemudian, ia ditemukan di pinggir jalan hanya berbentuk tulang belulang.
Hal itu menyisakan pertanyaan tentang siapa yang berani berbuat tega pada bocah perempuan tersebut.