Liputan6.com, Bengkulu - Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek menjelaskan Malaria sudah menjadi penyakit di Indonesia sejak zaman pendudukan Belanda pada awal 1700.
Khusus Bengkulu, sejarah penyakit Malaria sudah ada sejak masuknya kolonial Inggris yang membangun Benteng Marlborough di kawasan pesisir Kota Bengkulu yang menghadap Samudera Hindia tahun 1719.
"Inggris itu pintar, banyak pasukannya yang meninggal dunia karena terkena malaria, makanya Bengkulu ditukar dengan Belanda dan Inggris menguasai Singapura," kata Nila disela sela peringatan hari Malaria sedunia yang dipusatkan di Desa Bukit Peninjauan II Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma, Bengkulu, Senin (25/4/2016).
Malaria juga menghinggapi tubuh Bung Karno ketika sang proklamator itu diasingkan ke Bengkulu tahun 1938 hingga 1942. Bung Karno juga melakukan penyemprotan sendiri kediamannya saat diasingkan di Bengkulu di rumah Jalan Soekarno Hatta Kelurahan Anggut Atas Kota Bengkulu.
Baca Juga
Begitu tersiksanya Bung Karno karena terkena Malaria hingga dia membentuk Komando Berantas Malaria pada tanggal 12 November 1964 yang kemudian tanggal tersebut ditetapkan sebagai hari kesehatan nasional.
Data Direktorat Jenderal Penvegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia menyebutkan, jumlah kasus Malaria di Indonesia pada tahun 2011 hingga 2015 mengalami penurunan. Dari 514 Kabupaten/kota se Indonesia hanya 232 yang berstatus eliminasi malaria.
Nila meminta para penderita penyakit Malaria untuk menggunakan fasilitas Kartu Indonesia Sehat (KIS) saat melakukan pengobatan di Puskesmas hingga ke Rumah Sakit.
"Pemerintah sudah menyediakan fasilitas untuk menjangkau para penderita malaria dan penyakit lain hingga ke pelosok, jadi manfaatkan KIS," kata Nila.
Advertisement