Liputan6.com, Pekanbaru - Biasanya kebaktian jemaat Protestan di sebuah gereja berlangsung dengan khidmat dan penuh damai rohani dengan membawa Injil. Namun hal itu tidak terjadi pada sekelompok jemaat Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Resor Sumber Sari di Pekanbaru, Riau.
Puluhan jemaat yang menolak pemimpin baru atau pendeta di gereja tersebut membawa puluhan alat tumpul ke dalam tempat suci umat kristiani itu, Minggu (15/5/2016).
Tak ayal, bentrokan jemaat pun terjadi ketika kebaktian berlangsung. Kelompok pendukung sang pendeta baru, Kepas Purba sudah mempersiapkan diri.
Akibat kejadian ini, puluhan jemaat dari kedua belah pihak mengalami luka dan memar di bagian tubuhnya. Namun, bentrok tak berujung maut karena ratusan polisi datang dan menetralkan keadaan.
Advertisement
Baca Juga
Hingga kini, Gereja HKBP di Jalan Rokan, Kecamatan Limapuluh, Pekanbaru, Riau, itu masih dikawal polisi bersenjata. Aparat tak ingin bentrok susulan terjadi dan memakan korban jiwa.
Kasus ini sendiri sudah ditangani Satuan Reserse Kriminal Polresta Pekanbaru. Salah seorang pendeta, Kepas Purba melaporkan kejadian ini karena mengalami luka.
Menurut Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru Kompol Bimo Ariyanto, ada dua kelompok dengan pimpinannya masing-masing mengklaim berhak beribadah di gereja tersebut.
"Jemaat Pendeta Kana Silitonga M Div mengaku belum habis masa jabatannya dan mengklaim masih memiliki hak untuk beribadah di gereja tersebut. Sementara Kepas Purba merupakan pendeta baru di sana," ucap Bimo, Minggu sore tadi.
Bimo menyebutkan, korban yang mengalami luka dan melapor ke Polresta bernama Kepas Purba. Dia menyebut telah dianiaya jemaat lain atas nama Efendi Simanjuntak, Untung Hutapea, R Sitompul, Steven Siahaan, dan lainnya.
"Terjadinya penganiayaan tersebut pada waktu para korban mau mengikuti kebaktian tadi pagi," sebut Bimo.
Informasi yang diperoleh Liputan6.com, jemaat yang berseberangan dengan mereka diduga sudah mempersiapkan diri dan melengkapi alat pemukul hingga terjadi bentrok fisik dan penganiayaan.
Bentrokan antara dua kubu jemaat di gereja tersebut sudah pernah terjadi pada Minggu, 27 Maret lalu. Ketika itu ratusan jemaat Pendeta Kana Silitonga menolak diangkatnya Kepas Purba sebagai pendeta baru.
Saat itu, jemaat Pendeta Kana Silitonga yang ingin memperingati Hari Raya Paskah merangsek masuk ke gereja dan membubarkan pelantikan pendeta baru. Bentrokan fisik terjadi di gereja tersebut.
Ratusan polisi bersenjata diturunkan pada saat bentrokan tersebut. Hingga kini, belum ada tercapai kesepakatan antara kedua kubu jemaat.