Liputan6.com, Bandung - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Bandung, Jawa Barat, memperkirakan hujan akan terus mengguyur Indonesia bagian barat dalam tiga bulan mendatang. Padahal seharusnya saat ini Indonesia memasuki musim kemarau.
Menurut Peneliti Klimatologi pada Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer Lapan Bandung Erma Yulihastin, turunnya hujan deras di bagian barat Indonesia ini merupakan akibat sebaran awan dari Samudera Hindia.
Dia mengatakan, turunnya hujan di Indonesia bagian barat juga disebabkan siklon tropis atau angin badai Nida. Dan juga terbentuknya bibit siklon baru di kawasan Filipina, serta pengaruh siklon La Nina di Samudera Hindia.
Tiga siklon ini, kata Erma, berpengaruh terhadap arah angin dan sebaran awan. Sehingga menyebabkan anomali cuaca di Indonesia yang akan mempengaruhi masa transisi dari musim kemarau ke musim hujan.
"Saya lihat memang wilayah konvergensi atau pertemuan angin dan pusat tekanan rendah berada di wilayah itu. Sehingga Indonesia sebenarnya di wilayah timur dan tenggara cukup aman, tidak terlalu banyak hujan dan badai tetapi hujan dengan intensitas ringan kemungkinan masih muncul, karena pengaruh itu tadi Samudera Hindia," ujar Erma di Bandung, Jabar, 18 Agustus 2016.
Advertisement
Baca Juga
Dia memprediksi, jika siklon di kawasan Filipina terbentuk, maka akan menghasilkan jajaran awan ke bagian Barat Indonesia. Kemungkinannya, yaitu terjadi hujan lebat dengan intensitas tinggi dan berlebih yang memicu banjir.
Dampak tiga siklon ini, ujar Erma, diperkirakan juga akan memperpanjang musim kemarau basah di Indonesia yang diprediksi berlanjut di bulan Oktober, September, dan November.
"Kalau melihat dari bibit siklon yang terbentuk di Samudera Pasifik Timur Filipina, maka wilayah Indonesia bagian timur dan barat akan terkena dampaknya. Wilayah barat meliputi Sumatera, Jawa Barat. Wilayah timur meliputi Sulawesi dan Papua," jelas dia.