Kisah Triyono Dirikan Ojek Difabel Satu-satunya di Dunia

Difa dibentuk karena banyaknya para difabel yang tidak memiliki pendapatan.

oleh Yanuar H diperbarui 04 Sep 2016, 17:08 WIB
Diterbitkan 04 Sep 2016, 17:08 WIB
Pendiri Difa City Tour and Transport Triono
Pendiri ojek untuk difabel di Yogyakarta (Liputan6.com/ Yanuar H)

Liputan6.com, Yogyakarta - - Orang difabel masih sering dipandang sebelah mata di masyarakat. Namun tidak bagi difabel di Yogyakarta. Para difabel ini berkarya melalui jasa transportasi dengan nama Difa City Tour and Transport.

Mereka menunjukkan bahwa difabel memiliki kemampuan layaknya orang normal. Bahkan kini Difa mulai dikenal karena menjadi satu-satunya ojek online difabel di dunia.

Pendiri Difa City Tour and Transport Triyono menceritakan, Difa menjadi gerakan awal bagi para difabel dapat berkontribusi bagi difabel lainnya dan warga umum melalui jasa antar.

Difa dibentuk karena banyaknya para difabel yang tidak memiliki pendapatan, bahkan dikucilkan oleh masyarakat. Hal ini memicunya berpikir bagaimana teman sesama difabel dapat mencari nafkah dengan mobilitas tinggi.

"Difa awalnya hanya program untuk memberikan sesuatu kepada manusia. Awalnya mikirnya alat yang bisa membuat mobilitas yang bagus adalah motor itu sendiri. Saya coba buat proposal ke perusahaan untuk temen-temen ayo nyumbang motor," kata Triyono di kantor Difa Harjowinatan No 6 Puro Pakualaman, Yogyakarta, Sabtu 3 September 2016.

Dia kemudian mendapatkan sumbangan motor dan lainnya. Namun, motor yang diperolehnya tidak langsung bisa digunakan. Warga Wirobrajan ini berusaha menggandeng jasa transportasi online yang sudah ada.

Namun penyedia jasa online ini kesulitan dan menolak untuk menerima idenya, yaitu pengemudi dan penumpangnya difabel. Dia lalu berusaha membuat sistem penyedia jasa antar online sendiri.

Ojek untuk kaum difabel di Yogyakarta (Liputan6.com/ Yanuar H)

Ia lalu mengambil motor yang sudah didistribusikan ke rekan difabelnya dan mengutak-atik motor sesuai dengan kebutuhan mereka. Namun, tidak semua kalangan masyarakat mau menerima idenya karena ketakutan jika saat saat kaum difabel membawa pelanggan akan menabrak atau kecelakaan.

Sampai akhirnya ia berani meluncurkan Difa setelah kemampuan para difabel ojek ini dapat berjalan sesuai dengan standar.  

"Ya sudah dari beberapa motor yang sudah didistribusikan saya ambil lagi. Tak desain boks nya ulang, lalu muncul vario lalu dicoba lagi. Juli - Desember 2015 cuma sosialisasi maksa orang nyoba kita. Jadi banyak yang pada takut nanti pada jatuh, nabrak piye (bagaimana)," kata Triono.

Triyono kemudian mencoba cara yaitu penumpang difabel yang mengendarai ojek difabel ini tidak dikenakan biaya.

"Uangnya buat uang saku Rp 400-500 ribu jadi selama bulan Juli sampai Desember itu subsidi waktu itu cuma tiga motor," ujar dia.

Triono menuturkan, untuk membuat boks penumpang dibutuhkan dana sekitar Rp 3,5 juta - Rp 4 juta. Boks penumpang itu sudah disesuaikan dengan keselamatan penumpang. Ia pun rela merogoh kocek demi kaum difabel itu bisa mencari rejeki.

"Setnya Rp 3,5 sampai Rp 4 juta. Diukur panjang, lebar, berat disesuaikan. Kalau motornya ya masing masing. ya lamanya karena susah diotak-atiknya set. Ini standarnya ada yang habis Rp 16 juta, ada Rp 7 juta," ujar dia.

Meluncurkan Ojek Difabel

Proses panjang itu akhirnya menuai hasil. Para difabel ini mulai mahir menggunakan motor untuk ojek difabel. Para pelanggan mulai setia menjadi konsumen jasanya. Secara resmi, Difa diluncurkan pada 1 Desember 2015 .

"Seiring berjalannya waktu, Oktober, November, Desember sudah banyak yang jadi member, order. Desember berani kita launching pada Hari Difabel Internasional 1 Desember 2015," kata dia.

Triyono mengatakan, saat ini setiap harinya puluhan orang menggunakan jasanya. Setiap pelanggan dikenakan biaya Rp 20 ribu per 5 km. Selanjutnya per kilo nya akan dikenakan biaya Rp 2.500. Hingga kini, sudah ada 15 driver yang bekerja dengannya.

"Nanti, kalo disuruh nunggu. Kalo nunggu sampai sejam ya biaya menunggunya Rp 10 ribu gitu. Kalo city tour 100 ribu. Ada juga custom tujuannya yang menentukan pelanggan. Empat jam Rp 100 ribu dia yang nentuin," kata dia.


Ojek untuk kaum difabel di Yogyakarta (Liputan6.com/ Yanuar H)

Dia mengatakan, para difabel yang tergabung dalam Difa disebut sebagai satu satunya ojek difabel yang secara menyeluruh melibatkan warga difabel. Pelaku penyedia jasa dan pengguna jasa dari kalangan difabel belum ditemukan di belahan dunia manapun.

"Kita silakan dicek, saya juga cek kita, belum ada sistem transportasi melibatkan dan mengembangkan teman-teman difabel secara total driver difabel dan diangkutnya juga difabel walaupun ada yang umum juga," ujar dia.

Triono mengatakan Difa dapat diakses di berbagai media sosial yang ada. Terutama bagi yang mengakses di media Whatsapp. Setiap calon pelanggan dapat menghubungi Difa, namun ia mengutamakan adalah dari kalangan difabel.

"Hotline 082328016326  itu WA juga ada medsos FB, Twitter, Path tinggal pilih. Terus dimasukkan ke grup nanti kalo ada yang mau ambil yang terdekat siapa nanti tinggal diambil. Maksimum kan 10 menit harus bisa dijemput," Triono.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya