Mukjizat, Nelayan Terombang-ambing di Laut 3 Hari Masih Hidup

Korban ditemukan dalam kondisi lemas dan harus dirawat hingga kini.

oleh Liputan6 diperbarui 07 Sep 2016, 16:31 WIB
Diterbitkan 07 Sep 2016, 16:31 WIB
Pantai pasir putih situbondo
Berada di lokasi yang strategis, Pantai Pasir Putih masih menjadi pilihan libur lebaran masyarakat Situbondo.

Liputan6.com, Situbondo - Seorang nelayan yang hilang saat mencari ikan tiga hari lalu, ditemukan dalam keadaan selamat oleh nelayan lain. Mukap alias Siddiq (55) nelayan asal Desa/Kecamatan Besuki, Situbondo, Jawa Timur itu ditemukan pada Rabu (7/9/2016) sekitar pukul 07.00 WIB.

"Di perairan barat laut Pelabuhan Kalbut Situbondo atau sekitar delapan mil dari bibir pantai," ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Situbondo, Jawa Timur, Zainul Arifin di Situbondo, dilansir Antara.

Nelayan yang dinyatakan hilang tersebut ditemukan oleh perahu "kateran" atau jukung milik nelayan bernama Elianto (28) yang saat itu sedang memancing ikan. Saat ditemukan, kondisi tubuhnya sudah mulai lemas.

Korban bertahan menggunakan perahu rakit dari bambu yang biasa digunakan untuk menempatkan penerangan lampu di tengah laut saat akan menebar jaring ikan.

"Informasi yang kami terima nelayan tersebut yang selama tiga hari terombang ambing masih tetap berada di perahu rakit dari bambu itu. Kalau kondisinya sudah lemas karena tidak makan dan minum selama tiga hari," kata Zainul.

Setelah ditemukan, nelayan langsung dievakuasi ke pesisir Besuki dan selanjutnya dibawa ke Klinik Mitra Sehat Besuki untuk mendapatkan penanganan medis.

"Sampai sekarang H Mukap belum bisa dimintai keterangan karena kondisinya masih lemas dan terpukul," tuturnya.

Sebelumnya, pada Senin, 5 September 2016, nelayan tersebut dinyatakan hilang saat mencari ikan bersama 19 orang nelayan lainnya ketika menebar jaring ikan dengan menggunakan perahu selerek Harapan 2 milik Rofiki warga Desa Pesisir, Kecamatan Besuki.

Kronologi hilangnya seorang nelayan itu bermula saat perahu jenis selerek Harapan 2 tersebut dengan 20 ABK berangkat dari Pelabuhan Besuki pada Minggu sore, 4 September 2016, pukul 15.00 WIB untuk mencari ikan di perairan laut Panarukan hingga Kalbut Situbondo.

Pada Senin dinihari, tepat pukul 01.00 WIB, ketika korban bersama 19 teman lainnya menebar jaring ikan dan korban yang kebagian menjaga alat penerangan dengan menggunakan perahu rakit bambu, tidak lama kemudian mesin perahu tiba-tiba mati sehingga menjadi gelap dan korban terpisah dari rombongan perahu selerek tersebut.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya