Korban Banjir Bandang Garut Berebut Pakaian Dalam

Bantuan pakaian dalam diserahkan oleh Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi.

oleh Abramena diperbarui 22 Sep 2016, 15:30 WIB
Diterbitkan 22 Sep 2016, 15:30 WIB
Korban Banjir Bandang Garut Berebut Pakaian Dalam
Bantuan pakaian dalam diserahkan oleh Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi. (Liputan6.com/Abramena)

Liputan6.com, Garut - Pascabanjir bandang melanda, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengunjungi sejumlah titik kerusakan terparah akibat terjangan air bah dari luapan Sungai Cimanuk di wilayah tersebut sambil mendistribusikan paket bantuan.

Kedatangan Dedi langsung diserbu warga korban banjir bandang. Mereka bahkan sempat berebut pakaian dalam yang ada dalam paket bantuan. Sementara, Dedi tanpa canggung mengasongkan pakaian dalam perempuan kepada para ibu.

"Sembako bisa nanti diatur di posko, makan siang dan makan malam nanti dibelikan Insya Allah cukup. Pakaian dalam ini saya bawa, tapi jangan berebut, satu-satu nanti kebagian," kata Dedi sembari membagikan langsung bantuan kepada warga, Kamis (22/9/2016) pagi.

Selain memberi sumbangan, Dedi juga mempersilakan ketua RT/RW di desa itu agar mendata rumah warganya yang rusak untuk diserahkan kepada pengurus Golkar Kabupaten Garut guna mendapat perbaikan rumah secara gratis.

"Selesai didata dan keadaan sudah memungkinkan, nanti bisa diperbaiki oleh pengurus Golkar di sini," ujar Dedi.
 
Dedi mengelak jika bantuan yang diberikan bermuatan politis. "Eh ini bukan politis, secara kemanusiaan memang ini harus kita lakukan. Apalagi mereka saudara kita yang sedang mengalami kesusahan," ucap Dedi.
 
Setelah mendapat bantuan, warga korban bencana banjir terlihat sumringah. "Kami enggak nyangka juga dia senang guyon dan cukup menghibur kami yang sedang berduka," ujar salah seorang warga korban banjir bandang Garut, Novia Riani.

Minta Pembalut

Bantuan yang diterima korban ternyata masih dirasa kurang oleh warga. Salah seorang wanita, Anah (38), merengek kepada Dedi untuk dibelikan pembalut.

"Kang Dedi tambihan bantosana ku pembalut atuh kang, kanggo ibu-ibu. Parantos tilu dinten teu gentos, tos teu raoseun (Kang Dedi bantuannya tambah sama pembalut wanita untuk ibu-ibu di sini, ini sudah tidak enak rasanya sudah tiga hari tidak ganti)," celetuk Anah.

Permintaan salah seorang warga yang mewakili para ibu korban banjir luapan Sungai Cimanuk itu mendadak sontak mengundang gelak tawa warga yang lain. Bahkan, karena terinspirasi permintaan Anah, ibu-ibu lain kompak meminta pakaian dalam kepada Dedi. 

"Kang Dedi sakantenan oge anggoan lebet atuh pak, tos lengket sareng bau tilu dinten teu gentos-gentos (Kang Dedi sekalian atuh pakaian dalam buat kami, sudah tiga hari enggak ganti. Sudah lengket dan bau, Kang)," ujar warga lain.

Mendengar permintaan warga korban banjir, Dedi meminta Ketua RT setempat untuk belanja sambil memberikan sejumlah uang untuk dibelanjakan pembalut wanita dan pakaian dalam untuk mereka. 
 
Banjir akibat luapan Sungai Cimanuk bukan saja terjadi di Desa Cimacan. Korban banjir Garut saat saat ini sangat memerlukan bantuan, mulai dari makanan dan pakaian. Bahkan, para perempuan pun membutuhkan keperluan sehari-hari mereka.

Selain itu, warga juga berharap ada bantuan lain berbentuk seragam sekolah dan alat tulis. Pasalnya, seluruh peralatan sekolah milik anak-anak di wilayah itu ikut hanyut di tengah bencana.

Peristiwa itu mengakibatkan 23 orang dilaporkan meninggal dunia dan beberapa orang hilang. Warga yang selamat saat ini mengungsi ditempat dianggap aman. Mereka juga khawatir terjadi banjir susulan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya